Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
devianart

 

Air hujan membasahi ujung sepatu.

Hujan semakin deras. Memaku-maku aspal jalan yang warnanya masih sangat hitam. Perempuan itu masih berdiri di tepi jalan, dekat toko roti. Ia tidak maju tidak juga mundur, hanya diam. Mata perempuan itu mengarah pada setiap kisi-kisi yang terbentuk oleh air yang jatuh dari langit. Matanya tak sedetikpun menatap langit, ia hanya menatap jalanan yang sepi.

Tangannya semakin erat mengenggam gagang payung yang sudah mulai berkorosi. Bau besi berkarat masuk ke hidungnya yang sudah terbiasa. Di telapak tangannya, menjejak warna cokelat dari besi yang sudah luntur. Serta remahan batang keropos  yang mulai jatuh satu-satu. Jari-jari yang membingkai payung sudah mulai keropos dimakan usia. Dua dari sepuluh jari membengkok, sehingga menimbulkan bentuk yang tidak simetris. Kain parasut yang membungkus, warnanya sudah mulai memudar. Di beberapa titik mulai berlubang, menyebabkan satu dua tetes hujan masuk membasahi ujung rambutnya. Payung yang digunakannya pun terlalu kecil untuk tubuhnya yang besar tinggi, hingga punggungnya tak luput dari serbuan air hujan.

Editorial Team

Tonton lebih seru di