Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pixabay.com

           Pukul 4 pagi setelah percakapan semalam, Rudi masih setia duduk manis dengan secangkir kopi yang tak lagi berisi air. Matanya hampa dan bibirnya komat-kamit mengatai dirinya sendiri. Setiap hisapan kretek yang berada di tangannya, bibirnya kembali berkomat-kamit, bukan kepada orang lain tetapi kepada dirinya sendiri. Rudi tak lagi punya rupa seperti manusia biasa. Kemeja yang ia kenakan tak lagi seperti origami yang baru saja dibeli dari toko pinggiran jalan. Rambutnya seperti sapu lidi yang telah brodol pada setiap sisinya. Wajahnya mulai keropos dimakan oleh mulutnya sendiri. Mulutnya hitam dan punya hiasan tembakau disela-sela giginya.

Sekali lagi bukan karena penyakit susah tidur yang punya nama insomnia, juga rumahnya yang habis kemalingan, tetapi karena percakapan semalam.

           “Begini Pak Rudi.....” Orang tua berumur setengah abad itu memulai percakapan.

           “Saya tahu bapak akan suka dengan proyek ini, karena proyek ini akan menghasilkan keuntungan yang besar. Di lain itu, proyek ini akan membantu bapak dalam kenaikan jabatan di perusahan kita.” Sambung orang tua itu yang kemudian diketahui bernama Agus.

Editorial Team

Tonton lebih seru di