[CERPEN] Rasa yang Tidak Pernah Sampai ke Hatinya

Menjelang pukul tujuh malam dia tiba dengan membawa plastik berlogo sebuah restoran cepat saji ternama. Hal yang kerap dia lakukan bila kami lembur untuk menyelesaikan laporan penerimaan dan stok barang. Saat menjelang akhir tahun, biasanya perusahaan tempatku bekerja selalu melakukan stock opname. Tempat kerjaku ini punya ritme kerja yang tidak tentu. Menjelang order baru turun ke produksi, kesibukanku kerap menguras waktu dan pikiran. Terutama saat datang barang.
“Makan dulu, biar aku saja yang menyelesaikannya. Kamu perlu makan untuk mengembalikan staminamu,” ujarnya sembari mengambil alih tumpukan laporan stok barang di hadapanku.
“Kamu sendiri?” aku menatapnya sekilas dan segera memalingkan wajahku dengan cepat sebelum ia melihat wajahku yang selalu memerah bila ada di dekatnya.
“Sudah, tadi di mobil.”