Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kompasiana.com

Ayah bersikeras, gerbang rumah jangan dipasangi pagar. Semua boleh mengkritik ayah tentang hal lain, tapi jangan pernah coba-coba berdebat dan mengkritik tentang keputusannya yang satu ini. Meskipun pada dasarnya ayah tetaplah orang yang tidak suka dengan kritikan. Kami memang baru saja mendirikan tembok pagar di depan rumah. Tapi ayah meminta untuk tidak dipasangi pagar besi. Alhasil, pagar yang semula akan dipasang tetap melompong seperti pintu terminal. 

Ibu selalu misuh-misuh dengan keputusan ayah ini. "Maling bisa masuk kapan saja, Pak!" seloroh ibu suatu ketika. 

"Lah, yang namanya maling, dipagar tidak dipagar tetap aja bisa masuk, Bu!" Ayah membalas tidak mau kalah. 

Ibu yang memiliki tingkat keras kepala yang hampir sama dengan ayah berniat kembali membalas, tapi untungnya seorang pedagang koran yang selalu rutin satu bulan dua kali, datang mengantarkan majalah langganan kakak perempuanku. Jika tidak, maka perang kata-kata yang semula level biasa, akan naik tingkat menjadi sedikit luar biasa.

Editor’s Picks

Editorial Team

Tonton lebih seru di