Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[CERPEN] Tamak

Pixabay/kellepics
Alkisah Ajoh, pemuda tanggung yang hidup sebatang kara. Tak pernah ia tahu siapa orangtuanya, apalagi siapa saudaranya. Bahkan mungkin namanya bukan Ajoh, tapi begitulah ia suka menyebut dirinya.
Ajoh menyambung hidup dengan menadahkan kedua tangan dimana saja ia merasa lelah untuk berjalan. Dan ia terus berjalan tak pernah menetap, sehingga ia tak kenal yang namanya kampung halaman.
Ajoh bisa kenyang dengan bermodalkan rasa kasihan. Ia kurus, tak terurus sehingga mereka yang punya perasaan pasti iba melihatnya. Tapi tak pernah ada yang tahu wajahnya. Mungkin saja dibalik rambut panjang awut-awutan, tersimpan paras rupawan.
Bahkan tak ada yang begitu mengingatnya, karena ia terus berjalan. Hanya berhenti sejenak untuk menadahkan kedua tangan.
Editorial Team
Editorsely sely
Follow Us