Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels

Sayang, saat itu hujan.
Ketika aku pertama kali melihat kamu. Tidak ada sedikitpun perasaan ingin mengenal. Sebab kamu tidak sedikitpun terlihat menarik. Bersama teman-temanmu kamu terlihat begitu bahagia. Tapi caramu tertawa terlalu keras. Aku cenderung risih melihatnya.

Sayang, saat itu hujan.
Ketika kita pertama kali bertukar nama. Aku yang biasa menunggu jemputan kala itu begitu sebal. Lama sekali mama menjemputku. Tidak lama kemudian kamu datang, kehujanan. Kamu menutupi badanmu yang basah dengan jaket bomber berwarna biru. Aku yang merasa familiar dengan wajahmu, merasa cukup kaget saat kamu menoleh dan tersenyum begitu lebar, sambil mengulurkan tangan kamu bertanya, "Hai, anak baru ya? Aku Niko, kamu namanya siapa?".

Sayang, saat itu hujan.
Ketika kamu pertama kali mengirim pesan ke ponselku. Cliche, kamu mengawalinya dengan cara yang tidak jauh berbeda dengan laki-laki kebanyakan. "Hai, ini nomer hpnya Nisa ya?". Entah mengapa aku begitu mudah menyimpulkan bahwa pengirim pesan itu adalah kamu.

Sayang, saat itu hujan.
Ketika aku pertama kali menemukanmu di depan pintu rumahku. Kamu membawa martabak telur kesukaan papa mama. Tidak banyak yang kita lakukan, hanya mengobrol sebentar, bercanda, dan bermain tebak-tebakan. Kita juga mampir ke resto dekat rumahku dan saat itu pula pertama kalinya aku tahu, kamu alergi ayam. Badanmu bisa gatal-gatal, begitu ucapmu.

Editorial Team

Tonton lebih seru di