Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pembangunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Malam itu, Agus bercerita kepada Sukra bahwa hidupnya pelik. Sedari kecil, dia terbiasa memarkir mobil dan motor di pasar Lenteng Agung. Di pasar yang luasnya kalah jauh dibanding Tanah Abang tersebut, Agus biasa mengais pundi-pundi rupiah untuk keberlangsungan hidupnya.

"Gue dulu kalau markir di Lenteng, mayan lah, Kra. Dapet gue sekitar 50 ribu sehari. Cukup itu buat beli rokok, beras, ama telor. Sisanya, gue tabung dikit-dikit," tutur Agus sembari meniupkan asap rokok dari mulutnya.

Sukra yang mendengarkan ikut terhanyut dan tersenyum simpul, sembari memandangi gurat keriput yang ada di wajah Agus. Dengan usianya yang sekarang hampir 40 tahun, Sukra tidak bisa membayangkan betapa kerasnya kehidupan Agus semasa kecil, sampai-sampai harus menjadi tukang parkir.

Habis satu gelas kopi, Sukra beringsut meninggalkan Agus di warung kopi yang ada di wilayah Jagakarsa tersebut. Sukra pamit, berkata bahwa ada urusan yang harus dia penuhi di daerah Pasar Minggu. Sebelum pamit, dia membayar satu gelas kopi hitam dan tiga batang rokok yang Agus beli.

Editor’s Picks

Editorial Team

Tonton lebih seru di