Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com
pexels.com

“Aku akan terus berubah bukan untuk tidak menjadi Aku, melainkan semakin menjadi Aku seutuhnya.”

Aku adalah peribadiku sendiri, dengan kelebihan dan keterbatasan yang ada di dalam Aku dan tidak akan pernah berubah menjadi diri orang lain. Aku ada, karena Aku yang lain juga ada, dimana Aku sebagai seorang pribadi yang tumbuh dan berkembang bersama Aku yang lain, dan hidup bersama di dalam kasih.

Aku ada di dalam Aku yang lain, sehingga apa yang Aku tidak akan dapat lakukan karena hanya Aku yang terbatas dan Aku yang terbatas membutuhkan Aku terbatas yang lain, agar Aku yang terbatas bersatu bersama keterbatasan Aku yang lain dan membangun kebersamaan, membuat komitmen agar saling mendukung dan menopang. Sehingga Aku dan Aku yang lain lebih berarti dan menjadi KITA yang kuat.

Aku ada di dalam Dia dan Aku yang lain hidup di dalam Aku, maka kita akan terbentuk menjadi satu dalam karakter dan kemampuan yang berbeda dengan berlandaskan kasih antara Aku dengan Aku yang lain. Aku kuat karena bersama Aku yang lain dan Aku yang lain kuat bersama Aku, sehingga menjadi KITA akan membentuk interaksi yang dinamis dan membangun. Kita melebur di dalam kasih abadi, tidak akan terpisah menjadi Aku sendiri, karena kita bersinar jika bersama dan akan lebih bergelora dalam kebersesamaan. Sehingga kasih yang nyata itu dapat membias kepada pribadi yang lain.

Hidup di dunia ini tidak cukup hanya bersama saja, karena kita tidak akan menciptakan interaksi di dalamnya, tapi bagaimana kita dapat bersama di dalam komitmen, menjadi satu Aku diantara begitu banyak Aku yang lainnya. Lebih dari pada itu kita akan menyatukan satu seruan, satu pendapat dan satu tujuan yang sama dalam mewujudnyatakannya dengan kelebihan dan keterbatasan yang menjadi daya dan juang dalam mencapai suatu tujuan itu.

Semua hal tersebut dapat kita artikan sebagai Persatuan dengan berdasarkan kasih, agar kita memiliki rasa tanggungjawab bersama. Hal tersebut bukan berarti keberhasilan dan kesusahan harus di tanggung bersama, tapi bagaimana kita dapat peka dan saling peduli di dalam Persatuan yang hidup dalam satu komitmen.

Dianalogikan dengan sebuah bahtera yang di namakan Bahtera Persatuan. Bukan hanya menjadi suatu wadah dimana orang – orang berkumpul, akan tetapi kita dapat melihat bahwa tidak  mungkin hanya dengan satu Aku yang terbatas dapat memberi komando kepada semua bagian dan bidang di dalam nya. Sehingga harus ada pembagian tanggungjawab sesuai dengan kelebihannya masing – masing dan dengan tanggungjawab penuh atas bagian – bagian yang dia dapatkan tersebut.

Bagaimana Aku yang terbatas dapat menggerakkan bahtera Persatuan ini seorang sendiri? Tapi akan menjadi mungkin jika kita sehati dan sepikir di dalam pelaksanaannya. Sehingga pada akhirnya kita akan mencapai tujuan utama dari setiap Aku yang telah menjadi KITA dalam kemerdekaannya mencapai suatu keberhasilan.

Cinta-kasih setiap orang itu berbeda dan punya kadarnya masing – masing, Aku tidak akan menuntut Aku yang lain supaya lebih dan lebih terhadap Aku, Aku yang lain juga tidak akan demikian kepada Aku pribadi, tetapi bagaimana KITA saling membangun dan mengisisi di dalam setiap bagian kehidupan KITA dan menjadi tetap stabil tanpa ada cela yang tidak tertutup. Kesempurnaan itu dinamakan "lingkaran Kasih dalam Persatuan", dengan membuka tangan terhadap pribadi yang lain. Kasih yang sempurna itu luar biasa, sehingga orang lain akan terkesima dan dengan kerendahan hati mau bergabung untuk menerimanya juga.

Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bantuan orang lain, karena pada hakikatnya seorang pribadi tidak dapat tumbuh dan berkembang sendiri tanpa orang lain. Satu pribadi akan berinteraksi jika ada pribadi yang lain yang juga memiliki perasaan, sehingga kasih itu nyata dan bukan berinteraksi dengan benda mati yang tidak memiliki perasaan, seperti pribadi manusia pada setiap pribadinya. Kehidupan seperti ini dapat juga membawa kita berpikir ke arah sosial, dimana banyak orang yang lemah dan tidak mempunyai tingkatan yang sama dengan yang lainnya, bahkan jauh lebih di bawah dari tingkat kesetaraan pada umumnya.

Sadarlah, bahwa mereka membutuhkan kita dan kita juga kuat bersama dengan mereka, karena tanpa mereka tidak akan ada penilaian atau tolak ukur antara kita dan dia dan tanpa kita dia tidak akan dapat di tinjau dari keberadaan hidupnya. Kasih akan menjadi lingkaran Persatuan yang sempurna, jikalau kita peduli terhadap apa yang dialami dari Aku yang lain nya.

Aku punya kewajiban untuk melindungi Aku yang lain dan Aku yang lain mempunyai kewajiban untuk melindungi Aku. Semua ini dapat terjadi karena adanya rasa saling peduli dan sayang terhadap pribadi orang lain, berlandaskan dari perasaan dan berlanjut ke jenjang lebih tinggi yaitu, kasih antara sesama manusia. Kita akan dapat berjalan tegak dan berwibawa, jikalau Persatuan itu tercapai dengan sempurna, bukan hanya sekedar bersatu akan tetapi bagaimana menerapkan kasih di dalam suatu wadah Kebangsaan.

Kasilah aku yang lain maka secara tidak langsung, Aku yang tidak terlihat akan merasakannya, karena mustahil jikalau Aku mengasihi Aku yang tidak terlihat sedangkan Aku yang terlihat tidak bisa kasihi dengan baik. Aku dan Aku yang lain hanya dapat menjadi kita yang sama, jika didasari dalam pemahaman dan pemikiran yang sama. Hal inilah yang sekarang sudah mulai hilang, Aku terkadang merasa lebih mampu dari Aku yang lain dan KITA yang terbentuk adalah Persatuan yang semu karena tidak memiliki makna dan dasar dalam pembentukannya.

“Berat sama di pikul dan ringan sama di jinjing” artinya dengan kita bersama maka Aku akan dapat malakukan sesuatu hal itu menjadi maksimal karena adanya Aku yang lain. Sungguh luar biasa kekuatan antara satu pribadi dengan pribadi yang lain menjadi kita yang sempurna, dan kasih itu juga dapat terealisasi dengan baik tanpa mengeluarkan tenaga dan pikiran yang besar. Hidup bersama akan terasa bahwa kebersamaan itu adalah bagian kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Sehebat apa pun seorang pribadi menjauhkan dirinya, maka pada akhirnya akan kembali dan melakukan interaksi juga, karena hakikatnya ialah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

 Dimana Ada Cinta Dan Kasih Sayang, Disitu Tuhan Ada

Editorial Team