Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi arang untuk membakar (pixabay.com/matthiasboeckel)
ilustrasi arang untuk membakar (pixabay.com/matthiasboeckel)

Ada banyak cara dan metode masak yang sering kita gunakan. Namun, nyatanya beberapa yang dipakai justru tidak bagus untuk kesehatan, meski terbilang cukup simpel dan sering dijadikan sebagai alternatif menyajikan makanan yang sehat.

Akan tetapi, masih banyak di luar sana yang menggunakan metode masak ini sebagai andalan ketika ingin masak cepat. Daripada dampaknya berbahaya untuk tubuh lebih baik, coba ganti cara masaknya. Buat kamu yang mau tahu apa saja metode masak yang tidak direkomendasikan, yuk, simak ulasan artikel di bawah ini. 

1. Masak hingga overcook

ilustrasi proses memasak cumi (pixabay.com/hidepose)

Makanan yang dimasak terlalu lama tidak hanya bikin tekstur makanan jadi alot. Namun, ini juga mempengaruhi rasa serta menghilangkan nutrisi gizi pada makanan tersebut. Ada beberapa contoh makanan yang dimasak terlalu lama tetapi tidak begitu sedap, yaitu ayam, daging sapi, dan cumi.

Ayam yang dimasak terlalu lama atau overcook teksturnya alot berserat dan tidak juicy. Sedangkan, pada olahan seafood terutama cumi yang dimasak terlalu lama juga alot. ada baiknya untuk masak 3 sampai 4 menit saja.

Hal ini tentunya tidak akan mengurangi rasa makanan, hingga berpotensi menciptakan komponen kimia yang berbahaya. Durasi memasak sebaiknya cukup dilakukan sampai bahan makanan matang sewajarnya.

2. Metode masak dengan membakar

ilustrasi arang panas (unsplash.com/Armando Ascorve Morales)

Hampir bisa dikatakan setiap makanan yang dimasak dengan cara dibakar punya cita rasa yang sedap. Ini karena arang yang dipakai bisa membuat makanan matang dengan memberikan aroma smoky yang menggugah selera makan.

Memasak menggunakan metode bakaran dengan suhu yang tinggi tidak cukup sehat. Apalagi terutama secara langsung di atas api, seperti penggunaan arang, kayu, dan lainnya. Salah satu efek samping yang ditimbulkan adalah memicu kanker. Sifat zat karsinogenik yang ada pada arang tersebutlah yang menyebabkan penyakit berbahaya.

3. Masak menggunakan metode air frying

ilustrasi penggunaan air fryer (pixabay.com/katarzynajavaheri0)

Setiap tahun ada banyak teknologi alat masak yang kekinian. Seperti alat air fryer yang multi fungsi. Bisa untuk mengeringkan, memanaskan, menggoreng tanpa minyak, hingga memanggang bisa dilakukan hanya dalam satu alat saja.

Padahal, fakta yang ada bahwa memasak dengan air fryer tidak akan menghilangkan kandungan lemak jenuh. Lemak jenuh yang ada dalam makanan yang sudah terbentuk secara alami. Dapat dikatakan meski memakai cara memasak metode air fryer gak bisa disebut benar-benar sehat tanpa minyak.

4. Memasak dengan teflon anti lengket

ilustrasi wajan anti lengket (pixabay.com/stina_magnus)

Teflon anti lengket sering digadang-gadang jadi alat yang praktis dan hemat minyak. Penggunaan teflon anti lengket memang jadi dambaan karena tidak memerlukan minyak saat menumis sayur. Bukan hanya terbatas itu saja, teflon ini juga lebih mudah dibersihkan, lho.

Akan tetapi, jenis wajan masak ini seringkali dilapisi dengan teflon. Komponen ini cukup berbahaya untuk kesehatan, apabila tercampur dalam makanan ini bisa terkontaminasi dan masuk ke dalam tubuh.

5. Masak memakai alat microwave

Ilustrasi microwave (pixabay.com/RDNE Stock Project)

Makanan yang dimasak ataupun dipanaskan dengan menggunakan alat microwave tidak sepenuhnya baik. Jika dilakukan secara berkala maka ini bisa berpotensi menghilangkan nutrisi pada makanan.

Bahkan, cukup rentan akan paparan bahan kimia dari wadah makanan itu sendiri. Perlu perhatian saat menggunakan microwave perlu diperhatikan. Pastikan dari penggunaan wadah makanan yang higenis serta tak boleh dilakukan terlalu sering, ya.

Itulah lima metode masak yang tidak sebaiknya dipakai secara terus menerus. Kamu bisa gunakan alternatif metode lain yang tentunya lebih sehat. Dari kelima alat tersebut, manakah yang paling sering kamu gunakan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team