Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tumis cumi
ilustrasi tumis cumi (freepik.com/topntp26)

Cumi dikenal sebagai bahan yang mudah diolah, tapi juga mudah gagal kalau tidak hati-hati. Banyak orang sudah mengikuti resep dengan benar, tapi hasil akhirnya tetap keras dan sulit dikunyah. Kalau kamu pernah mengalami hal yang sama, mungkin masalahnya bukan di resep, melainkan di langkah kecil saat mengolahnya yang sering terlewat.

Memasak cumi memang perlu sedikit trik dan ketepatan waktu. Teksturnya yang lembut bisa berubah alot hanya karena satu kesalahan kecil. Yuk, cari tahu apa saja penyebab cumi jadi keras meski kamu merasa sudah memasaknya dengan benar.

1. Cumi dimasak terlalu lama

ilustasi memasak cumi (wikihow.com)

Kesalahan paling umum saat mengolah cumi adalah waktu masak yang berlebihan. Tekstur cumi yang kenyal bisa berubah keras jika dimasak lebih dari sepuluh menit, apalagi dalam suhu tinggi. Protein di dalamnya akan mengeras dan sulit kembali lembut.

Idealnya, cumi dimasak dalam waktu singkat, cukup tiga hingga lima menit saja. Setelah itu, matikan api agar panas tidak terus mematangkannya. Jika kamu ingin memasak lebih lama, pastikan menggunakan metode masak lambat seperti sup atau rendaman santan agar teksturnya tetap empuk.

2. Tidak membersihkan bagian dalam dengan benar

ilustrasi membersihkan cumi (cookist.com)

Bagian dalam cumi mengandung tinta dan sisa kotoran yang bisa memengaruhi tekstur serta cita rasa. Jika bagian ini tidak dibersihkan dengan sempurna, aroma amis akan semakin kuat dan dagingnya cenderung lebih keras setelah dimasak. Oleh arena itu, proses pembersihan menjadi langkah penting agar hasil akhir tetap lembut dan tidak meninggalkan rasa pahit di mulut.

Pastikan kamu mengeluarkan seluruh isi perut, tulang bening, dan lapisan tipis yang menempel di kulit luar sebelum mulai memasak. Setelah itu, rendam cumi sebentar dalam air garam atau air jeruk nipis agar lendir dan bau amisnya berkurang. Langkah sederhana ini membuat tekstur cumi terasa lebih segar, empuk, dan siap menyerap bumbu dengan sempurna.

3. Menggunakan suhu api yang salah

ilustrasi memasak menggunakan kompor (freepik.com/EyeEm)

Cumi tidak bisa dimasak dengan api yang tanggung. Api kecil membuat cairannya keluar perlahan dan tekstur menjadi kering. Sementara api terlalu besar bisa membuat permukaannya gosong sebelum bagian dalam matang.

Gunakan api besar di awal untuk mengunci tekstur, lalu kecilkan sebentar agar bumbunya meresap. Teknik ini menjaga kelembutan tanpa kehilangan rasa gurih alami cumi. Seimbangkan panas dan waktu, maka hasilnya akan jauh lebih empuk.

4. Tidak memberi waktu istirahat setelah dimasak

ilustrasi cumi (unplash.com/Mak)

Setelah dimasak, cumi sebaiknya tidak langsung dihidangkan. Suhu tinggi membuat seratnya masih tegang, sehingga butuh waktu beberapa menit untuk menenangkan tekstur agar lebih lembut. Kalau langsung disajikan, cumi akan terasa karet saat dikunyah.

Biarkan cumi di suhu ruang selama dua hingga tiga menit sebelum disajikan. Waktu istirahat singkat ini membuat kelembapan di dalamnya menyebar rata. Hasilnya, cumi akan terasa lebih lembut tanpa kehilangan rasa gurih.

5. Salah memilih jenis cumi

ilustrasi cumi mentah (unplash.com/Philip Waern)

Tidak semua cumi memiliki tekstur yang sama. Cumi besar biasanya lebih keras dibanding cumi kecil atau cumi sotong. Kalau kamu ingin hasil lembut, pilih cumi berukuran sedang yang masih segar dan elastis.

Selain itu, hindari cumi yang sudah lama dibekukan karena seratnya lebih mudah kering. Ciri cumi segar bisa dilihat dari kulitnya yang mengilap dan dagingnya yang kenyal saat ditekan. Bahan yang baik selalu jadi kunci utama hasil masakan yang sempurna.

Cumi yang empuk bukan hanya soal resep, tapi juga tentang ketepatan waktu, suhu, dan cara mengolahnya. Setiap langkah kecil punya pengaruh besar terhadap hasil akhirnya. So, sebelum menyalahkan resep, coba perhatikan detail kecil saat proses memasak. Siapa tahu penyebab tekstur cumi yang alot ada di situ.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team