ilustrasi omakase (pexels.com/Joan Germaine)
Di restoran omakase, peran chef lebih interaktif dengan konsumen. Selama makan, mereka sering berbicara denganmu, menjelaskan setiap hidangan dan mungkin juga bertanya mengenai preferensi konsumennya. Hal ini memberikan nuansa personal dan intim, seolah-olah kamu memiliki koneksi langsung dengan orang yang menciptakan hidangan tersebut.
Chef dalam omakase berperan sebagai seniman yang menciptakan karya kuliner secara real-time, mengikuti inspirasi yang datang dari bahan-bahan dan reaksimu terhadap hidangan.
Sedangkan dalam kaiseki, peran chef adalah sebagai pengarah sebuah "penampilan kuliner" yang telah dirancang sebelumnya. Meski interaksi langsung antara chef dan tamu gak terlalu menonjol seperti dalam omakase, dedikasi dan perhitungan chef terlihat dalam setiap hidangan yang disajikan, lho.
Chef dalam kaiseki seperti maestro, yang sudah merencanakan setiap detail dari awal hingga akhir untuk menciptakan pengalaman yang serasi dan terstruktur.
Perbedaan omakase dan kaiseki dalam artikel ini tentu akan membuatmu lebih penasaran merasakan pengalaman keduanya, ya. Jika menyukai hal yang spontan, omakase tepat buatmu. Namun, kalau kamu menyukai segala hal yang terstruktur, tentu kaiseki lebih tepat untukmu. Jadi, pilih yang mana, nih?