Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bubble waffle
ilustrasi bubble waffle (pixabay.com/StockSnap)

Intinya sih...

  • Pemilihan tepung berpengaruh pada tekstur bubble waffle

  • Tambahkan tepung tapioka untuk efek kenyal yang khas

  • Diamkan adonan agar tekstur lebih stabil saat dipanggang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu pernah jalan-jalan ke Hong Kong, pasti familiar dengan aroma manis bubble waffle yang menggoda dari pinggir jalan. Dessert ikonik ini terkenal dengan teksturnya yang renyah di luar, lembut di dalam, dan bentuk gelembung yang khas. Kabar baiknya, kamu bisa membuat bubble waffle ala street cafe Hong Kong sendiri di rumah.

Menariknya lagi, bubble waffle bukan hanya tentang adonan, tapi juga teknik dan timing yang tepat. Dengan trik sederhana dan tepat, hasilnya bisa mirip dengan yang dijual di kafe hits, lho. Yuk, simak lima trik penting agar bubble waffle buatanmu sukses dan bikin nagih.

1. Gunakan tepung dengan protein sedang

ilustrasi tepung terigu protein sedang (pixabay.com/hewq)

Pemilihan tepung sangat berpengaruh pada tekstur bubble waffle. Tepung terigu protein sedang membantu menghasilkan waffle yang tidak terlalu keras namun tetap kokoh. Tekstur ini penting agar bubble waffle bisa dilipat tanpa mudah patah.

Selain itu, tepung protein sedang membuat gelembung waffle mengembang lebih merata. Hasilnya, permukaan waffle tampak cantik dan berisi. Inilah salah satu rahasia bubble waffle ala street cafe Hong Kong.

2. Campurkan tepung tapioka untuk efek kenyal

Ilustrasi tepung tapioka (pixabay.com/kaboompics)

Salah satu ciri khas bubble waffle Hong Kong adalah sensasi kenyal ringan saat digigit. Untuk mendapatkan tekstur ini, campurkan sedikit tepung tapioka ke dalam adonan. Tepung tapioka membantu menciptakan bagian dalam yang lembut dan elastis.

Tak perlu banyak, cukup sekitar 10–15 persen dari total tepung. Takaran ini sudah cukup memberi tekstur unik tanpa membuat waffle jadi alot. Dengan trik ini, bubble waffle terasa lebih autentik.

3. Diamkan adonan agar tekstur lebih stabil

ilustrasi mengistirahatkan adonan (pixabay.com/JillWellington)

Adonan bubble waffle sebaiknya tidak langsung digunakan setelah dicampur. Diamkan adonan selama 20–30 menit agar tepung dan cairan menyatu sempurna. Proses ini membantu adonan lebih stabil saat dipanggang.

Adonan yang didiamkan juga menghasilkan gelembung yang lebih seragam. Saat dipanggang, waffle tidak mudah kempis dan warnanya lebih merata. Trik ini sering dipakai oleh penjual street cafe profesional.

4. Panaskan cetakan dengan suhu yang tepat

ilustrasi cetakan bubble waffle (commons.wikimedia.org/Yatadeihom)

Suhu cetakan adalah kunci utama bubble waffle yang renyah. Pastikan cetakan sudah benar-benar panas sebelum adonan dituangkan. Cetakan yang kurang panas membuat waffle lembek dan lengket.

Gunakan api sedang agar waffle matang perlahan dan tidak gosong. Balik cetakan secara berkala supaya kedua sisi matang sempurna. Dengan suhu yang tepat, bubble waffle akan berwarna keemasan dan renyah.

5. Gulung saat masih hangat untuk bentuk ikonik

ilustrasi bubble waffle (pexels.com/Valeria Boltneva)

Bubble waffle ala Hong Kong biasanya disajikan dalam bentuk digulung seperti cone. Triknya, gulung waffle selagi masih hangat dan lentur. Saat dingin, waffle akan mengeras dan sulit dibentuk.

Gunakan kertas atau cetakan cone agar bentuknya rapi. Setelah itu, isi dengan es krim, buah, atau topping favoritmu. Bentuk ini membuat bubble waffle tampak menarik dan siap jadi dessert kekinian.

Siapkan topping favoritmu dan biarkan dapurmu berubah jadi street cafe Hong Kong versi rumahan. Aroma manis dan tekstur unik bubble waffle ini dijamin bikin suasana jadi lebih seru dan penuh cerita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorInaf Mei