TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Siu Mai, Dumpling Lezat yang Telah Mendunia

Lezat, gurih, dan juicy yang sudah mendunia!

ilustrasi siu mai (pixabay.com/JeffPuchong)

Siapa yang suka jajan siomai atau makan dim sum? Pasti familier kan, dengan dumpling bernama siu mai ini? Dumpling ini memang jadi primadona dan selalu diburu. Apalagi jika dimakan dengan chilli oil yang tentunya akan menambah kenikmatan dari siu mai. Siu mai adalah salah satu dari empat dumpling yang dijuluki four heavenly kings, saking populer dan lezatnya. 

Mau tahu lebih lanjut terkait siu mai? Artikel ini akan mengulas hal-hal unik di balik lezatnya siu mai. Yuk, simak artikel ini sampai habis!

1. Dumpling klasik yang biasa ditemui di teahouse

ilustrasi siu mai (pixabay.com/Nicky Girly)

Siu mai adalah dumpling dari China yang terkenal di berbagai negara, termasuk Indonesia. Siu mai adalah dumpling berbentuk keranjang yang bagian atasnya terbuka dengan isian daging. Pangsit ini adalah kudapan klasik yang dapat dijumpai di kedai teh di China maupun Hong Kong.

Siu mai bersama dengan har gow, char siu bao, dan egg tart, dianggap sebagai komponen esensial pada dim sum ala Kanton. Kuartet dim sum ini bahkan dijuluki sebagai "four heavenly kings".

2. Terdiri dari kulit pangsit dengan daging yang gurih dan juicy

ilustrasi siu mai (unsplash.com/Keriliwi)

Siu mai yang biasa kita jumpai terbuat dari kulit pangsit dari tepung terigu dengan isian campuran daging ayam plus udang. Namun, siu mai tradisional dari Kanton, isiannya terbuat dari campuran daging babi dan udang dengan tambahan jahe, daun bawang, dan jamur yang dimbumbui dengan Shaoxing wine dan minyak wijen. Bagian atas diberi toping berupa wortel atau fish roe. Siu mai biasanya dihidangkan dengan sweet soy sauce dan chilli oil.

Baca Juga: Resep Siomay Ayam dan Cara Membuatnya yang Mudah

3. Asal nama siu mai

ilustrasi siu mai (pixabay.com/Alice Cheung)

Melansir dari Taste Atlas, secara nama, siu mai mempunyai arti masak dan jual (cook and sell). Siu mai disebut juga “dry-steamed”, karena permukaan luarnya kering sedangkan bagian dalamnya diisi daging yang gurih dan juicy. Rasio antara udang dan daging biasanya adalah 4:6 untuk menghasilkan siu mai yang gurih, legit, dan juicy.

4. Awalnya dikonsumsi sebagai kudapan sore hari

ilustrasi siu mai (unsplash.com/The Free Birds)

Melansir dari Chili House Chef, tercatat siu mai pertama kali dikonsumsi pada masa Dinasti Song. Pada saat itu, siu mai disajikan di kedai teh untuk dikonsumsi sebagai kudapan sore hari. Seiring berjalannya waktu, siu mai juga dimakan untuk sarapan dan makan siang. Dalam budaya Kanton, waktu makan merupakan wkatu untuk berkumpul dan berbincang-bincang.

Verified Writer

Wanudya A

YNWA

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya