Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi matcha latte (unsplash.com/Raymond Petrik)
ilustrasi matcha latte (unsplash.com/Raymond Petrik)

Matcha dan green tea merupakan minuman yang gak asing di telinga orang Indonesia. Matcha terutama, menjadi minuman favorit banyak orang untuk menggantikan kopi. Meski kita sering menikmatinya, tetapi banyak orang masih beranggapan bahwa matcha dan green tea adalah jenis minuman yang sama. 

Dilansir dari Everyday Health, matcha maupun green tea memang berasal dari jenis daun teh yang sama, yakni Camellis sinensis. Meski begitu, proses pengolahan membuat kedua minuman ini memiliki beberapa perbedaan. Bukan hanya dari tampilan, melainkan juga rasa hingga nutrisi yang terkandung di dalamnya. Jadi, apa beda matcha dan green tea? Yuk, cari tahu perbedaannya di bawah ini!

1. Matcha hanya dibuat dari daun teh hijau terbaik

ilustrasi pucuk daun teh (unsplash.com/Timothy Newman)

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, matcha dan green tea berasal dari daun teh jenis Camellis sinensis. Namun yang membuat keduanya berbeda justru bukan dari asalnya, melainkan dari bagaimana keduanya dibudidayakan. Green tea dibudidayakan di bawah sinar matahari yang membuat warnanya jadi hijau kusam. Saat dipanen pun, semua daun dipotong dengan menggunakan mesin lalu dikirim ke pabrik untuk dikeringkan.

Sedangkan daun teh Camellis sinensis untuk matcha mendapatkan perlakuan yang lebih istimewa. Daun teh yang digunakan untuk matcha ditanam di tempat teduh, di mana para petani akan menutupinya dengan potongan papan sehingga terhindar dari sinar matahari setidaknya selama 3-4 minggu sebelum panen. Gak sampai di situ, ketika dipanen pun, mereka hanya akan mengambil tunas matcha yang masih segar untuk menghasilkan bubuk matcha yang lebih berkualitas.

2. Green tea umumnya dengan air hangat, sedangkan matcha diseduh dengan air panas

ilustrasi secangkir teh hijau (unsplash.com/Kat von Wood)

Biasanya kita menggunakan air panas untuk menyeduh teh. Namun untuk menyeduh green tea, air panas sebetulnya bukan pilihan yang tepat. Dibandingkan dengan teh lainnya, green tea punya rasa yang lebih lembut. Namun penggunaan air panas akan membuat daun teh melepaskan zat tanin, dan merubah rasanya menjadi pahit.

Alih-alih air panas, green tea paling baik diseduh dengan menggunakan air hangat bersuhu antara 74-76 derajat Celcius. Sebaliknya matcha yang berbentuk bubuk dilarutkan dengan menggunakan air panas bersuhu 70-80 derajat Celcius. Sebelum diseduh, matcha perlu diayak dengan saringan untuk memastikan gak ada gumpalan, kemudian air panas dituangkan sedikit demi sedikit lalu dikocok hingga berbusa. 

3. Rasa matcha jauh lebih pekat ketimbang green tea

ilustrasi matcha yang baru diseduh (unsplash.com/Andrea Lacasse)

Orang yang gak suka matcha selalu bilang bahwa matcha terasa seperti rumput. Meski banyak yang gak setuju, nyatanya pernyataan ini memang benar adanya. Baik matcha maupun green tea memang memiliki rasa sedikit seperti rumput. Namun matcha memiliki rasa yang lebih pekat karena pada dasarnya matcha adalah bubuk daun teh yang dilarutkan.

Ketika kamu meminum secangkir matcha, itu artinya kamu mengonsumsi seluruh bagian daun teh. Matcha berkualitas tinggi biasanya memiliki rasa pahit dengan sedikit manis. Berbeda dengan matcha, green tea gak mengalami proses penggilingan sehingga bentuknya masih menyerupai daun. Ketika diseduh, kamu hanya meminum sari daun teh sehingga rasanya lebih ringan, segar, dan lembut dibandingkan dengan matcha. 

4. Gak hanya soal rasa, matcha juga punya kandungan kafein yang lebih tinggi

ilustrasi matcha yang baru diseduh dan diaduk (unsplash.com/Payoon Gerinto)

Proses budidaya serta pembuatan matcha gak hanya membuat rasa maupun warnanya berubah, melainkan juga kandungan di dalamnya. Matcha maupun green tea sama-sama mengandung antioksidan. Namun matcha memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi. Secangkir green tea mengandung antioksidan sebanyak 63 miligram, sedangkan matcha mengandung 134 miligram. Hal yang sama juga berlaku bagi kandungan kafeinnya.

Secangkir green tea biasanya mengandung 15-48 mg kafein. Jumlah ini termasuk tinggi jika dibandingkan dengan jenis teh lain. Namun beda ceritanya kalau kamu membandingkannya dengan matcha. Pasalnya secangkir matcha mengandung hingga 280 miligram kafein, tergantung pada berapa sendok matcha yang digunakan. Di sisi lain, jumlah kafein yang tinggi ini juga membuat banyak orang mengganti asupan kopi harian mereka dengan segelas matcha latte. Sayangnya meski rasanya lebih enak, pastikan kamu gak mengonsumsinya secara berlebihan, ya!

Kalimat serupa tapi tak sama sepertinya cocok digunakan untuk menggambarkan perbedaan matcha dan green tea. Meski berasal dari jenis daun teh yang sama, keduanya berubah menjadi minuman yang berbeda baik dari segi tampilan, rasa, maupun nutrisinya. Kamu sendiri, lebih suka matcha atau green tea, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team