Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memanggang kue kering
ilustrasi memanggang kue kering (pexels.com/Kate)

Mengenali tekstur adonan yang pas sebelum masuk oven adalah kunci utama untuk menghasilkan kue, roti, atau pastry yang konsisten lezatnya. Banyak orang fokus pada takaran bahan, tapi rahasia sebenarnya ada pada feel-nya, yaitu bagaimana adonan terasa di tangan, bagaimana gerakannya, dan bagaimana permukaannya terlihat. Baik saat membuat roti, pizza, pastry, maupun cookies, tekstur adonan menentukan hampir semua hal: seberapa mengembang, seberapa lembut, bagaimana aroma dan rasa berkembang, sampai tampilan akhirnya. 

Tekstur adonan adalah cerminan dari perkembangan gluten dan tingkat hidrasi. Dua hal ini berpengaruh besar pada hasil akhir. Adonan yang terlalu basah bisa membuat hasil panggangan melebar, bantat, atau terasa gummy. Sebaliknya, adonan terlalu kering cenderung menghasilkan tekstur keras dan kurang mengembang. Jika teksturnya tepat, proses fermentasi menjadi ideal, struktur remah roti terbentuk dengan baik, dan oven spring terjadi maksimal. Singkatnya: tekstur yang benar = hasil akhir yang juara. Di sini, kita akan mengulik lebih dalam cara mengenali tekstur adonan yang ideal sebelum dipanggang.

1. Faktor yang mempengaruhi tekstur adonan

ilustrasi adonan (freepik.com/mdjaff)

Berikut adalah beberapa hal yang membuat tekstur adonan bisa berubah:

  • Jenis tepung: Tepung berprotein tinggi menghasilkan gluten lebih kuat sehingga adonan lebih elastis.

  • Hidrasi: Semakin banyak air, semakin lengket dan lembut adonannya.

  • Lama menguleni: Menguleni membentuk jaringan gluten yang memberi struktur.

  • Fermentasi: Semakin lama proofing, adonan makin lembut dan lentur.

  • Bahan tambahan: Lemak, gula, susu, atau telur membuat adonan lebih lembut dan kaya.

Mengecek tekstur adonan membutuhkan gabungan observasi visual, sentuhan, dan beberapa tes kecil.

2. Tanda tekstur adonan roti beragi yang ideal

ilustrasi membuat donat (freepik.com/freepik)

Untuk roti beragi, adonan yang siap biasanya terasa agak lengket tapi tidak menempel parah di tangan. Ciri-cirinya:

  • Permukaan halus dan elastis - Setelah diuleni, adonan harus terasa halus dan melenting saat ditekan lembut dengan jari. Jika kembali pelan-pelan, artinya gluten sudah berkembang baik.

  • Lulus windowpane test - Ambil sedikit adonan dan rentangkan perlahan. Jika bisa menipis sampai tembus cahaya tanpa sobek, itu pertanda gluten sudah kuat.

  • Lembut tapi gak belepotan - Adonan boleh lembut, tetapi harus bisa terlepas dari mangkuk atau meja tanpa meninggalkan banyak residu.

  • Sedikit lengket - Tackiness ringan itu normal. Jika menempel berat dan sulit dilepaskan, biasanya butuh tambahan tepung atau waktu menguleni lebih lama.

3. Tekstur ideal untuk adonan pizza dan flatbread

ilustrasi membuat pizza (freepik.com/freepik)

Adonan pizza umumnya lebih hidrasi dan terasa lebih loose dibanding adonan roti. Yang penting:

  • Adonan harus elastis, lentur, dan mudah direnggangkan.

  • Saat ditekan jari, cekungannya kembali perlahan.

  • Jika mudah robek saat ditarik, kemungkinan butuh lebih banyak waktu istirahat atau kurang diuleni.

4. Tekstur pada pastry dan adonan manis

ilustrasi adonan pastry (unsplash.com/Jhunelle Francis Sardido)

Untuk pastry, seperti pie crust atau puff pastry, gluten justru gak boleh terlalu berkembang. Tekstur idealnya sangat berbeda dari roti, yaitu:

  • Adonan harus kokoh tapi tetap lentur.

  • Jangan terlalu banyak diuleni supaya gak keras.

  • Untuk adonan berlemak (cream puff, brioche), teksturnya biasanya lebih lembut, halus, dan sedikit kenyal, tetapi gak seelastis roti.

5. Tekstur adonan cookies

ilustrasi adonan cookies (unsplash.com/Ben Stein)

Setiap jenis cookies punya tekstur adonan berbeda, tetapi ada beberapa patokan umum:

  • Adonan harus bisa menyatu, gak terlalu remah.

  • Terlalu lembek bikin cookies melebar tak terkendali.

  • Untuk drop cookies, adonan harus bisa disendok dan mempertahankan bentuk.

  • Untuk rolled cookies, adonan harus cukup padat untuk digiling tanpa lengket berlebihan.

6. Tips praktis menilai tekstur adonan

Ilustrasi mengaduk adonan menggunakan spatula (pexels.com/Monserrat Soldú)

Berikut adalah cara menilai tekstur adonan:

  • Mengandalkan tangan adalah yang terbaik. Sentuhan memberi informasi paling akurat.

  • Perhatikan bagaimana adonan bergerak, apakah ia meregang mulus atau cepat robek.

  • Tambahkan tepung sedikit demi sedikit jika terlalu lengket.

  • Istirahatkan adonan. Panas ruangan dan waktu fermentasi memengaruhi tekstur.

  • Latih kepekaan. Semakin sering kamu membuat adonan, semakin mudah bagimu menilai tekstur idealnya.

Mengenali tekstur adonan yang ideal adalah keterampilan yang membuat baking terasa lebih intuitif dan menyenangkan. Kombinasi rasa lengket yang pas, elastisitas yang baik, dan hidrasi yang seimbang adalah tanda bahwa adonan siap masuk ke tahap berikutnya. Dengan sering berlatih, kamu akan bisa menilai adonan hanya dari sentuhan dan hasil baking akan semakin mantap.

Referensi:

King Arthur Baking. Diakses pada November 2025. A Visual Guide to Bread Baking https://www.kingarthurbaking.com/blog/2023/12/07/visual-guide-bread-baking
Park City Culinary Institute. Diakses pada November 2025. The Complete Guide to Pastry and Baking Fundamentals https://parkcityculinaryinstitute.com/blog/complete-guide-to-pastry-and-baking-fundamentals/
Sherwood Coffee. Diakses pada November 2025. Shaping the Dough https://sherwood.coffee/blogs/bread/shaping-the-dough
The Perfect Loaf. Diakses pada November 2025. The Ultimate Guide to Mixing Bread Dough https://www.theperfectloaf.com/guides/mixing-bread-dough/
The Perfect Loaf. Diakses pada November 2025. The Ultimate Guide to Shaping Bread Dough https://www.theperfectloaf.com/guides/shaping-bread-dough/

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team