Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ragi (unsplash.com/Karyna Panchenko)

Saat hendak membuat roti dan makanan tertentu lainnya, ragi penting sekali untuk membuat adonan terfermentasi secara maksimal. Namun ragi yang tidak disimpan dengan baik bisa gampang mati.

Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana indikasi ragi tersebut masih bisa digunakan atau tidak, kamu bisa cari tahu melalui cara berikut ini.

1. Penyebab ragi mati

ilustrasi proses proofing (pixabay.com/jacqueline macou)

Tidak semua ragi bisa digunakan untuk membuat adonan agar mengembang. Sebab terdapat istilah ragi mati yang tidak mampu melakukan proses fermentasi untuk adonan yang kamu buat. Terutama jika kemasan ragi sudah dibuka dan tidak disimpan dengan baik.

Penyebab matinya ragi bisa bermacam-macam. Situs Fine Cooking memaparkan alasan tersebut, misalnya ragi yang memang sudah tidak dapat digunakan sejak masih dalam kemasan, campuran air terlalu panas atau dingin, serta terlalu banyak atau terlalu awal memasukkan garam.

 

2. Bahan-bahan untuk mengetes ragi

ilustrasi ragi dan tepung (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Bahan-bahan untuk mengetes ragi:

  • ½ cangkir air hangat
  • 2 ¼ sdt ragi
  • 1 sdt gula pasir

3. Gunakan air hangat untuk melakukan tes

ilustrasi adonan ragi dan tepung (freepik.com/freepik)

Melalui situs Jessica in The Kitchen, cara sederhana untuk mengetahui apakah ragi masih layak digunakan atau tidak adalah dengan menggunakan air hangat. Bukan air panas apalagi mendidih, karena tes tidak akan terlihat hasilnya, bahkan bisa membuat ragi jadi mati.

Caranya tinggal campurkan setengah gelas air hangat, ragi, dan gula pasir. Kemudian aduk-aduk selama 15 detik dan diamkan selama kurang lebih 10 menit.

 

4. Ragi yang berbusa artinya masih layak digunakan

ilustrasi starter dari ragi (pixabay.com/Thomas Bock)

Setelah ditunggu selama 10 menit, hasil pengetesan akan langsung terlihat. Hal tersebut akan tampak jelas di mana bila adonan ragi mengembang dan berbusa, artinya bahan pengembang tersebut masih aktif dan bisa digunakan untuk membuat adonan.

Sementara jika yang terjadi adalah sebaliknya, di mana tidak muncul buih-buih atau busa pada permukaan adonan, maka dipastikan bahwa ragi tersebut sudah mati. Jadi, kamu lebih baik menggunakan ragi baru yang masih dalam kemasan.

5. Cara menyimpan ragi supaya lebih awet

ilustrasi wadah penyimpanan (unsplash.com/Jess Bailey)

Ragi termasuk bahan sensitif yang tingkat efektivitasnya bisa menurun jika tidak disimpan dengan baik dan benar. Maka dari itu, kamu bisa menggunakan ragi kemasan kecil supaya isinya bisa langsung habis dalam satu kali masak.

Namun jika kamu membeli ragi dalam kemasan besar, segera simpan ragi yang sudah digunakan dalam jar. Letakkan di tempat kering atau dingin. Situs Craving Home Cooked menyarankan bila hendak memakai ragi yang disimpan dalam freezer, sebaiknya diamkan dulu ½ jam di suhu ruang sebelum dipakai.

Ragi adalah bahan yang sangat penting untuk tahap fermentasi adonan, namun ragi yang mati tidak bisa melakukan proses tersebut. Jadi, kamu bisa melakukan tes sederhana dan tips penyimpanan di atas untuk membuat ragi agar tetap maksimal terhadap makananmu.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team