Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bumbu halus
ilustrasi bumbu halus (freepik.com/jcomp)

Intinya sih...

  • Gunakan wadah kedap udara yang kering dan bersih untuk mencegah pertumbuhan bakteri

  • Hindari pengisian bumbu yang terlalu penuh agar bumbu tetap segar dan tidak cepat basi

  • Simpan bumbu di bagian kulkas bersuhu stabil agar kualitasnya selalu dalam keadaan segar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kehadiran bumbu halus di rumah jadi jalan pintas agar bisa memasak aneka makanan dalam waktu singkat. Gak perlu sibuk membersihkan, menggiling, atau menumis ulang. Apalagi bumbu halus bisa dibuat dalam jumlah banyak untuk disimpan lama.

Teksturnya yang sudah tercampur membuat bumbu halus harus berada di kulkas agar tahan lama. Biar penyimpanan tersebut mampu menjaga bumbu dengan baik, cara menyimpan bumbu halus di kulkas pun perlu memperhatikan aspek-aspek berikut ini.

1. Gunakan wadah kedap udara yang kering dan bersih

ilustrasi wadah kaca (pixabay.com/Rebecca Matthews)

Bumbu halus yang mau kamu simpan ke dalam kulkas sebaiknya diletakkan pada wadah yang tepat. Cari wadah kedap udara yang tahan dingin, kering, dan bersih untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab kerusakan pada bumbu.

Kalau perlu, gunakan wadah kaca untuk meminimalisir reaksi pada bumbu atau membuat warna dan aromanya menempel. Bila bumbu ditumis dulu sebelumnya, pastikan adonan sudah didinginkan biar tidak ada kelembapan yang terjebak dan menyebabkan bumbu halus cepat basi.

2. Hindari pengisian bumbu yang terlalu penuh

ilustrasi bumbu dasar (pexels.com/Melike B)

Saat memasukkan bumbu halus ke dalam wadah, sisakan sedikit ruang supaya bumbu tetap segar. Ruang tersebut berguna untuk sirkulasi udara agar bumbu halus tidak rusak selama penyimpanan di dalam kulkas.

Bumbu kepenuhan bisa membuat adonan menempel ke tutup wadah dan bersentuhan langsung dengan embun atau sisa air penyebab bumbu cepat basi. Selain itu, menyisakan ruang di wadah simpan akan memudahkan proses pengambilan bumbu halus supaya gak mudah tercecer.

3. Simpan bumbu di bagian kulkas bersuhu stabil

ilustrasi kulkas (freepik.com/zinkevych)

Penyimpanan bumbu halus di dalam kulkas harus ditempatkan di bagian bersuhu stabil. Itu akan membantu menjaga kualitas bumbu agar selalu dalam keadaan segar.

Idealnya, kamu bisa menyimpan bumbu halus dalam keadaan tertutup rapat di kulkas bagian tengah. Sementara itu, pintu kulkas tidak disarankan, karena suhunya gampang berubah setelah dibuka tutup. Suhu yang turun naik rentan merusak bumbu halus dan membuatnya cepat basi.

4. Tuliskan tanggal penyimpanan agar tidak disimpan terlalu lama

ilustrasi bumbu dalam wadah (pexels.com/Giovanna Kamimura)

Meski diletakkan dalam kulkas, umumnya bumbu halus hanya bertahan selama kurang lebih seminggu. Supaya kesegaran bumbu halus terjaga, tulis waktu penyimpanan di badan wadah supaya selalu terkontrol.

Letakkan bumbu halus di tempat yang mudah dijangkau mata supaya kamu gak lupa. Kalau mau bumbu halus lebih tahan lama, bumbu bisa ditumis pakai banyak minyak sampai kadar airnya habis.

5. Bekukan sebagian bumbu halus bila perlu

ilustrasi pintu kulkas (unsplash.com/Cong Wang)

Kalau stok bumbu halusnya kebanyakan dan gak mungkin dihabiskan dalam hitungan hari, maka bumbu sebaiknya disimpan dalam freezer. Pembekuan akan mempertahankan kualitas bumbu sampai berbulan-bulan.

Tipsnya kamu bisa bagi bumbu ke dalam wadah-wadah kecil agar gampang mencair sebelum dipakai. Untuk opsi lebih mudah, masukkan bumbu halus ke dalam cetakan es batu agar porsinya pas. Kemudian kemas dalam wadah tertutup supaya tidak terjadi kontaminasi silang.

Bumbu halus bisa kamu simpan di kulkas untuk menjaga kesegarannya selama beberapa waktu. Supaya bumbu tetap bagus dan tidak cepat basi, ikuti juga beberapa cara penyimpanan di atas, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team