Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memakan sereal
ilustrasi memakan sereal (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Diet gluten free tidak cocok untuk semua orang

  • Risiko kekurangan nutrisi penting

  • Produk gluten free tidak selalu lebih sehat

  • Tidak cocok untuk semua sistem pencernaan

  • Tidak memberikan manfaat tambahan untuk orang sehat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Diet gluten free kini semakin populer sebagai salah satu cara untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan energi. Namun, tidak semua orang benar-benar membutuhkan diet ini. Faktanya, sebagian besar orang dapat mencerna gluten dengan baik tanpa menimbulkan efek negatif. Menghilangkan gluten tanpa alasan medis justru bisa berdampak kurang baik bagi keseimbangan nutrisi harian.

Gluten sendiri merupakan protein yang ditemukan pada gandum, barley, dan rye. Bagi penderita penyakit celiac atau intoleransi gluten, menghindari zat ini memang penting untuk mencegah reaksi autoimun atau gangguan pencernaan. Namun, bagi masyarakat umum yang tidak memiliki kondisi tersebut, diet bebas gluten justru tidak memberikan manfaat berarti. Yuk, simak beberapa alasan mengapa diet gluten free tidak cocok untuk semua orang!

1. Risiko kekurangan nutrisi penting

ilustrasi roti gandum (pexels.com/Magda Ehlers)

Menghapus makanan yang mengandung gluten berarti juga menghilangkan sumber utama karbohidrat kompleks seperti roti gandum, pasta, dan sereal. Produk ini tidak hanya mengandung energi, tetapi juga kaya akan serat, zat besi, vitamin B, dan mineral penting lain. Ketika makanan tersebut dihilangkan tanpa pengganti yang tepat, tubuh dapat mengalami kekurangan nutrisi yang berperan penting dalam metabolisme dan sistem kekebalan.

Selain itu, banyak produk gluten free yang dijual di pasaran justru telah melalui proses pengolahan tinggi. Beberapa di antaranya menggunakan tepung olahan seperti tepung beras atau tapioka yang rendah serat dan cepat dicerna tubuh. Akibatnya, kadar gula darah lebih mudah naik dan rasa kenyang menjadi tidak bertahan lama, sehingga dapat mengganggu pengaturan berat badan.

2. Produk gluten free tidak selalu lebih sehat

Ilustrasi membaca label makanan (pexels.com/Laura James)

Label gluten free sering kali dianggap sebagai makanan yang lebih alami, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Banyak produk bebas gluten mengandung tambahan gula, garam, dan lemak agar rasanya tetap enak meskipun tanpa gandum. Dalam jangka panjang, konsumsi produk semacam ini bisa meningkatkan risiko obesitas dan gangguan metabolik.

Selain itu, beberapa produsen juga menambahkan bahan pengawet dan stabilizer untuk menjaga tekstur dan daya tahan produk. Hal ini membuat sebagian makanan gluten free justru lebih tinggi kalori dibandingkan versi biasa. Menganggap semua makanan berlabel gluten free otomatis sehat adalah kesalahan umum yang dapat menyesatkan pola makan.

3. Tidak cocok untuk semua sistem pencernaan

ilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro studio)

Meskipun sebagian orang merasa pencernaannya membaik setelah mengurangi gluten, hal ini tidak berlaku untuk semua orang. Beberapa orang justru melaporkan mengalami sembelit atau gangguan pencernaan setelah beralih ke diet bebas gluten. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penurunan asupan serat dari biji-bijian utuh yang sebelumnya membantu menjaga fungsi usus tetap normal.

Konsumsi makanan rendah serat dalam jangka panjang dapat memperlambat sistem pencernaan dan memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus. Padahal, bakteri baik di usus berperan penting dalam penyerapan nutrisi dan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, mengganti makanan sumber gluten tanpa perencanaan yang tepat bisa berdampak negatif pada kesehatan saluran cerna.

4. Tidak memberikan manfaat tambahan untuk orang sehat

ilustrasi wanita yang sedang makan (freepik.com/Drazen Zigic)

Bagi orang tanpa alergi atau intoleransi, diet gluten free tidak memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Tubuh manusia umumnya dapat memecah dan memanfaatkan gluten dengan baik, sehingga tidak ada alasan ilmiah kuat untuk menghindarinya. Menghapus gluten sepenuhnya justru bisa membuat pola makan menjadi terbatas dan sulit dipertahankan dalam jangka panjang.

Beberapa orang mungkin merasa lebih ringan atau bertenaga setelah menghindari gluten, tetapi efek tersebut sering kali berasal dari peningkatan kesadaran terhadap pola makan secara keseluruhan. Ketika seseorang mulai lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi, hasilnya bisa serupa bahkan tanpa perlu menghapus gluten. Artinya, manfaat yang dirasakan belum tentu berasal dari diet bebas gluten itu sendiri.

Diet gluten free memiliki manfaat besar bagi mereka yang benar-benar membutuhkan, seperti penderita celiac atau intoleransi gluten. Meski begitu diet gluten free tidak cocok untuk semua orang karena tanpa alasan medis tertentu bakal berisiko terjadi kekurangan gizi. Dengan memahami cara kerja tubuh dan kebutuhan nutrisi masing-masing, keputusan untuk mengubah pola makan dapat dilakukan secara lebih bijak dan seimbang tanpa harus mengikuti tren semata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team