Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi daging dry aged (unsplash.com/macrz)

Dry aged merupakan proses pembusukan daging, umumnya daging sapi, untuk menghasilkan tekstur yang lunak dengan cita rasa khas. Caranya dengan menyimpan daging di ruangan bersuhu rendah, 0–4 derajat Celsius selama beberapa hari. Proses ini akan menghasilkan rasa yang intens, kompleks, dan aromanya cukup kuat.

Daging perlu disimpan pada suhu yang tepat dan terjaga, supaya proses dry aged berhasil. Demikian pula dengan waktunya, karena lamanya dry aged berpengaruh besar pada tesktur dan rasanya.

Lantas, berapa waktu ideal untuk dry aged daging? Yuk, cari tahu dari artikel di bawah ini!

1. Rentang waktu minimum dry aged daging 14–21 hari

ilustrasi potongan daging dry aged untuk steik (pexels.com/helia-ghaharian)

Selama 7 hari pertama di dalam tempat penyimpanan khusus untuk dry aging, protein utama daging akan mulai rusak. Hal ini merupakan proses awal, daging sapi masih berwarna cerah dan belum dapat disebut sebagai "aged." Cita rasanya yang unik juga belum keluar.

Rasa daging akan sedikit lebih kaya dan teksturnya lebih lembut saat disimpan minimal 14 hari. Jika ditambah sepekan lagi, maka daging akan kehilangan sekitar 10 persen berat aslinya, karena kandungan airnya berkurang. Namun, sebagian orang merekomendasikan waktu dry aged  selama 21 hari. 

Warna daging akan mulai menghitam, tetapi lemaknya belum menyusut. Sedangkan, rasanya lebih pekat dan kuat, kerap digambarkan memiliki rasa kacang yang lembut. Tekstur daging lebih lembut dan juicy, sehingga mudah dipotong serta dikunyah.

2. Daging yang telah melalui proses dry aged 30–45 hari banyak disukai

Editorial Team

Tonton lebih seru di