Berbahan dasar tepung beras, dawet umumnya disajikan menjadi minuman manis nan menyegarkan. Pernah terbayang tidak, dawet menjadi makanan bercita rasa gurih dan pedas?
Di Yogyakarta tepatnya kabupaten Kulon Progo, ada dawet yang dinikmati bersama sambal lho! Dawet yang ini dikemas sebagai makanan ringan yang mengenyangkan. Wah, seperti apa ya? Yuk, simak tujuh faktanya berikut ini!
Enggak cuma disajikan dengan sambal, dawet sambal dilengkapi pula dengan beragam topping. Bisa taoge dengan tahu, atau taoge beserta irisan kubis. Apa pun pelengkapnya, taoge menjadi pelengkap identik dari dawet sambal.
Bukan kaleng-kaleng! Sambal untuk kuliner satu ini terbuat dari bahan spesial yaitu daging kelapa yang digoreng kering dan cabai. Sudah terbayang dong, perpaduan gurih dan pedasnya sambal ini? Belum lagi aromanya yang harum, meningkatkan gairah makan penikmatnya!
Enggak cuma sambal yang terbuat dari daging kelapa. Lambat laut para penjual yang menjajakan kenikmatan dari dawet sambal berkreasi dengan sambal kacang. Bahkan, dawet sambal yang mempunyai bumbu kacang kian menjamur di Kulon Progo. Sebab itu, dawet sambal dikenal juga dengan nama dawet pecel.
Di Kulon Progo, terdapat dawet sambal yang disajikan hanya sebatas topping dan sambal. Ada juga versi lain, yang mana dawet sambal juga diguyur dengan legen. Legen sendiri semacam air nira kelapa.
Dawet sambal pertama kali dikenalkan oleh salah satu warga di desa Jatimulyo, karena saran pembeli. Kok bisa? Leluhur di desa ini sebut saja simbah, menjual dawet dan pecel pada pergelaran pentas.
Seorang pembeli memberi saran ke simbah untuk mencoba dawet yang dicampur pecel. Simbah yang penasaran, mencobanya, dan mendapat respon baik dari para pelanggan karena banyak yang menyukai dawet sambal.
Dilansir laman Kemendikbud, dalam semangkuk dawet sambal terdapat beragam rasa yang berbeda. Manis, pedas, gurih, bercampur menjadi satu.
Maknanya adalah kehidupan bermasyarakat pastinya akan menjumpai berbagai ideologi, sudut pandang, suku, ras, agama, latar belakang, dan budaya yang berbeda-beda.
Sebab itu, adanya suatu lingkungan atau ruang lingkup yang digunakan sebagai media bermasyarakat yang di dalamnya terdapat wadah untuk menampung musyawarah bersama sehingga menciptakan keharmonisan antar sesama.
Usia dawet sambal saat ini diperkirakan lebih dari lima puluh tahun. Saking lamanya, keberadaan dawet sambal juga mulai langka karena minimnya generasi muda yang melestarikan keberadaan kuliner unik ini.
Nah, itu tadi tujuh fakta menarik seputar dawet sambal khas Kulon Progo yang langka dan bikin lidah penasaran. Ingin mencicipi kuliner unik ini? Kamu bisa mendatangi Pasar Jonggrangan atau Pasar Cublak di Kulon Progo, Yogyakarta.