Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/Brenda Godinez
unsplash.com/Brenda Godinez

Mempertahankan kadar gula darah agar stabil serta menghindari lonjakan gula darah adalah hal yang sangat penting bagi kesehatan.

Ketika glukosa memasuki aliran darah, tubuh akan melepaskan insulin agar glukosa darah memasuki sel-sel tubuh. Seiring waktu, kondisi ini dapat menyebabkan resistensi insulin, yang mengarah pada masalah manajemen gula darah. Akibatnya, individu tersebut mungkin merasa sering lapar dan menyimpan lebih banyak lemak tubuh.

Lonjakan gula darah ini salah satunya disebabkan oleh makanan. Berikut ini beberapa makanan yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar gula darah dan harus dibatasi konsumsinya.

1. Kopi

ilustrasi kopi (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Dilansir dari laman The Healthy, bahan-bahan yang umumnya ditambahkan ke dalam kopi, seperti gula, krimer, dan penyedap lainnya dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah. Selain itu, bagi orang yang sangat sensitif, jumlah kafein yang tinggi juga dapat memengaruhi glukosa darah.

Untuk itu, individu yang memiliki masalah dengan gula darah atau diabetes sebaiknya memantau respons gula darah setelah minum kopi, termasuk untuk kopi hitam, guna mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap kadar gula darah.

2. Steak

unsplash.com/Alexandru-Bogdan Ghita

Olahan daging merah, seperti steak, kaya akan lemak jenuh. Protein hewani berlemak tinggi mengandung sejumlah besar lemak jenuh, yang mungkin mempersulit tubuh mengendalikan kadar gula darah dan berkontribusi terhadap resistensi insulin. Menurut laman American Heart Association, sebaiknya pilih potongan daging sapi yang rendah lemak dan tinggi protein, misalnya loin dan round.

3. Produk susu

unsplash.com/Alexander Maasch

Produk susu, seperti yogurt, susu, dan keju, dapat memberikan sumber kalsium dan vitamin D yang penting untuk tubuh. Akan tetapi, menurut sebuah penelitian di Journal of Diabetes Research, perempuan paruh baya sehat yang mengonsumsi produk susu dalam jumlah tinggi lebih cenderung mengalami resistensi insulin daripada peserta yang makan produk susu paling sedikit.

Ini karena susu dapat menstimulasi produksi insulin, sehingga menurunkan sensitivitas insulin.

4. Oatmeal instan

ilustrasi oat (unsplash.com/Melissa Belanger)

Menurut penelitian dalam jurnal Nutrients, oatmeal bermanfaat untuk mengatur kadar glukosa darah. Akan tetapi, tidak demikian dengan oatmeal instan yang sudah diproses, ditambah perasa, dan umumnya mengandung banyak gula tambahan. Hal ini membuat oatmeal instan semakin mudah dipecah oleh tubuh dan meningkatkan gula darah.

Oleh karena itu, oatmeal instan tidak disarankan bagi individu yang memiliki masalah dengan gula darah. Juga tidak disarankan untuk sering dikonsumsi.

5. Beras merah

unsplash.com/Free to Use Sounds

Selama ini, biji-bijian utuh, seperti beras merah, dikenal mampu mencegah lonjakan gula darah karena kaya akan serat yang membuat beras merah membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Namun, bukan berarti kamu bisa mengonsumsinya dalam jumlah banyak. Sebab, porsi penyajian beras merah juga memainkan peran besar dalam manajemen gula darah.

Satu cangkir nasi merah misalnya, mengandung 51 gram karbohidrat. Itu belum dengan tambahan lauk, misalnya sayur, daging, atau kacang.

Untuk itu, sekalipun yang kamu konsumsi adalah beras merah, yang dikenal lebih sehat, kamu tetap harus membatasi porsinya. Menurut laman The Healthy, sebaiknya tiap individu mengonsumsi maksimal 30-45 gram nasi merah per sajian.

Jadi, pastikan kamu membatasi konsumsi makanan di atas agar tidak menyebabkan kenaikan gula darah yang membahayakan kesehatan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorEka Ami