ilustrasi sisa makanan restoran hotel (vecteezy.com/NATTASAK BURANA)
Beberapa restoran hotel di Jakarta memilih bekerja sama dengan komunitas atau vendor sosial, seperti Satgas Olah Sampah (SOS), dalam mengelola sisa makanan mereka. Fokus utama dari kerja sama ini adalah memanfaatkan makanan dari buffet yang tidak tersentuh namun masih layak untuk diolah kembali. Makanan ini bukan berasal dari piring tamu, melainkan dari stok makanan berlebih yang belum sempat disajikan atau hanya ditaruh di meja prasmanan.
Vendor, seperti SOS, memiliki peran dalam mengolah makanan menjadi bahan baku baru, produk olahan, atau disalurkan dalam bentuk makanan siap saji. Ini merupakan upaya kolektif untuk mencegah makanan berakhir sebagai limbah meskipun tidak sempat dikonsumsi. Cara ini tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tapi juga memberi nilai tambah sosial bagi komunitas yang terlibat dalam proses daur ulang tersebut. Keberadaan vendor semacam ini juga membantu hotel memenuhi target keberlanjutan tanpa harus mengubah sistem operasional secara drastis.
Penanganan sisa makanan di restoran hotel Jakarta menunjukkan perkembangan yang cukup menjanjikan melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait. Upaya ini penting agar limbah makanan tidak menjadi beban tambahan bagi lingkungan kota. Pertanyaan seperti kemana perginya sisa makanan restoran hotel di Jakarta? pun perlahan mulai terjawab lewat praktik pengelolaan yang lebih bertanggung jawab.