Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret keju
Potret keju (pexels.com/NastyaSensei)

Keju menjadi salah satu bahan makanan yang disukai banyak orang, terutama para pencinta makanan gurih dan creamy. Dari pizza, pasta, roti, sampai camilan kekinian, hampir semuanya terasa lebih nikmat ketika ditambahkan keju.

Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, sebenarnya keju asli itu terbuat dari apa? Apakah cuma dari susu biasa, atau ada bahan lain yang membuatnya punya tekstur lembut dan rasa gurih yang khas? Bahkan, seringkali terasa sangat asin yang pekat. Mari kita bahas bersama dalam artikel ini!

1. Terbuat dari susu Hewani melalu proses koagulasi

Secara sederhana, keju asli terbuat dari susu hewani, seperti susu sapi, kambing, atau domba. Proses pembuatannya dimulai dari koagulasi atau penggumpalan protein dalam susu. Nah, penggumpalan ini biasanya dibantu enzim bernama rennet, yang berfungsi memisahkan cairan susu (whey) dan padatannya (curd).

Bagian padat atau curd inilah yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi keju. Setelah dipisahkan dari cairannya, curd akan diperas, diasinkan, lalu difermentasi untuk mengembangkan rasa dan tekstur yang khas. Semakin lama proses fermentasinya, biasanya rasa kejunya akan semakin kuat dan tajam.

2. Bahan tambahan yang digunakan

Potret keju (pexels.com/Laker)

Selain susu dan rennet, ada beberapa bahan tambahan lain yang biasa digunakan dalam pembuatan keju. Di antaranya sebagai berikut.

  • Garam, untuk memberikan rasa dan membantu mengawetkan keju.

  • Bakteri baik (starter culture), yang membantu proses fermentasi agar keju punya aroma dan cita rasa khas.

  • Kalsium klorida, kadang ditambahkan untuk memperkuat struktur curd, terutama jika susu yang digunakan sudah dipasteurisasi.

Jadi, meskipun bahan dasarnya sederhana, proses pembuatannya cukup kompleks dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Tujuannya untuk menghasilkan keju berkualitas tinggi.

3. Kenapa tekstur dan rasa keju bisa berbeda-beda?

Kamu pasti bertanya-tanya kenapa ada keju yang lembut seperti mozzarella, tetapi ada juga yang keras seperti parmesan? Hal ini tergantung dari jenis susu, lama fermentasi, dan kadar air di dalamnya.

Keju bertekstur lembut, seperti mozzarella, ricotta, dan cream cheese dibuat dengan waktu fermentasi singkat dan kadar air tinggi. Sementara itu, keju bertekstur keras seperti cheddar, gouda, atau parmesan difermentasi lebih lama dan kadar airnya lebih sedikit, sehingga rasanya lebih tajam dan asin. Selain itu, kondisi penyimpanan seperti suhu dan kelembapan juga sangat mempengaruhi karakter akhir dari keju.

4. Bagaimana dengan keju olahan?

Potret makanan dengan tambahan keju (pexels.com/Ali Dashti)

Nah, kalau kamu sering membeli keju slice atau keju oles di supermarket, itu biasanya bukan keju murni, melainkan keju olahan. Keju jenis ini dibuat dari campuran keju asli yang dilelehkan bersama bahan tambahan, seperti susu bubuk, minyak nabati, pengemulsi, dan perisa.

Hasilnya memang lebih lembut dan mudah meleleh, tetapi rasa kejunya tidak sekuat keju asli atau justru rasanya jadi berlebihan. Meski demikian, keju olahan tetap populer karena lebih praktis dan tahan lama, cocok untuk masakan sehari-hari.

Jadi, keju asli terbuat dari susu hewani yang difermentasi dengan bantuan enzim dan bakteri baik. Dari bahan sederhana ini, terciptalah berbagai jenis keju dengan rasa dan tekstur yang beragam. Mulai dari yang lembut sampai yang tajam, semuanya punya ciri khas tersendiri.

Jadi, kalau kamu menikmati lelehan keju mozzarella di pizza atau parutan keju cheddar di pasta, kini kamu sudah tahu rahasia di balik kelezatannya!

Editorial Team