Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gari (pixabay.com/photogrammer7)
ilustrasi gari (pixabay.com/photogrammer7)

Kalau kamu pernah makan sushi di restoran Jepang, mungkin kamu pernah lihat irisan tipis berwarna merah muda atau kekuningan di samping sushimu. Nah, irisan tipis tersebut dikenal sebagai gari atau acar jahe dan sering dianggap hanya sebagai pelengkap.

Padahal, peran gari dalam tiap sajian sushi gak bisa diremehkan gitu aja lho. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai reset button dalam sajian sushi.

Penasaran dengan manfaat gari dan kenapa disebut sebagai reset button? Yuk, simak alasan lengkapnya dalam artikel ini ya!

1. Berfungsi untuk menetralisir rasa di lidah

ilustrasi gari atau acar jahe Jepang (commons.wikimedia.org/DoWhile)

Acara jahe Jepang atau yang dikenal dengan sebutan gari berfungsi sebagai penetral rasa bagi lidah saat menikmati hidangan sushi. Dengan cita rasanya yang asam manis dan sedikit pedas, irisan jahe ini bisa membantu membersihkan sisa rasa dari potongan sushi yang dinikmati sebelumnya yang mungkin masih menempel di langit-langit mulut atau lidah.

Hal ini sangat penting, terutama ketika menyantap berbagai jenis sushi yang memiliki karakter rasa berbeda. Misalnya dari daging tuna yang lembut manis ke daging makarel yang rasanya lebih kuat dan berminyak. Dengan alasan inilah, gari sering dijuliki sebagai reset button. 

2. Menyegarkan napas dan mengurangi bau amis

ilustrasi gari atau acar jahe Jepang (commons.wikimedia.org/CNEcija12345)

Selain menetralkan rasa, gari juga berperan penting dalam menyegarkan napas selama kamu menyantap sushi. Aroma jahe yang tajam dan rasa pedasnya yang ringan bisa membantu mengurangi bau amis yang sering tertinggal di mulut setelah makan ikan mentah atau jenis seafood tertentu.

Kandungan gingerol dalam jahe bekerja sebagai pembersih dan penyegar alami yang menyapu bau tak sedap dan memberikan sensasi segar di rongga mulut. Ini akan membuat pengalaman makan sushi terasa lebih menyenangkan, terutama saat menyantap potongan yang beraroma kuat seperti belut atau kerang.

 

3. Menyeimbangkan rasa atau lemak dari daging ikan

ilustrasi sashimi sushi dengan gari (pexels.com/FOX ^.ᆽ.^= ∫)

Beberapa jenis sushi juga sering menggunakan daging ikan atau seafood yang berlemak seperti perut tuna, perut salmon, atau belut laut. Dengan adanya acar jahe, si kecil merah ini bisa menyeimbangkan cita rasa yang timbul akibat lemak dari daging ikan.

Lemak dari ikan ini bisa meninggalkan rasa berat atau lengket di lidah, yang berpotensi mengganggu cita rasa dari potongan sushi berikutnya. Rasa asam dan segar dari gari akan membantu membersihkan dan menyegarkan mulut setelah menyantap ikan berlemak.

4. Bagian dari etiket tradisional dalam menikmati sushi

ilustrasi menikmati sushi dengan potongan gari (pexels.com/Frans van Heerden)

Gari bukan hanya sekadar pelengkap sajian sushi, melainkan bagian dari etiket tradisional dalam menikmati sushi yang sudah diwariskan sejak lama di budaya Jepang. Dalam tata cara makan sushi yang benar, gari dikonsumsi di antara potongan sushi, sebagai bentuk penghormatan terhadap rasa murni dan autentik dari tiap jenis ikan yang disajikan.

Chef sushi menciptakan setiap potongan dengan cita rasa yang presisi dan gari berfungsi membantu pelanggan yang menyantap sushi untuk lebih meresapi tiap rasa secara utuh, tanpa gangguan sisa rasa dari potongan sushi sebelumnya.

Dengan beberapa alasan di atas, tak heran jika gari sering dijuluki sebagai reset button dalam sajian sushi. Peran kecilnya bisa membawa dampak besar bagi keseimbangan rasa, kesegaran mulut, hingga kenikmatan setiap potongan sushi. Jadi, jangan abaikan gari di meja sushimu ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team