ilustrasi ikan bandeng (commons.wikimedia.org/Wiki Farazi)
Saat imlek, terdapat tradisi mengantar ikan bandeng kepada orangtua dan mertua sebagai tanda penghormatan. Tak hanya sebagai hidangan wajib saat Tahun Baru China, ikan ini pun memiliki peran dalam tradisi perjodohan di masyarakat Betawi.
Namun, ikan bandeng saat Imlek tak hanya untuk menguji keterampilan memasak menantu perempuan, lho. Ini juga mengungkapkan nilai-nilai sekaligus karakter yang dianggap cukup penting dalam sebuah hubungan pernikahan.
Jika tidak dilakukan, maka menantu perempuan dicap sebagai orang yang pelit. Sebaliknya, jika mengirimkan ikan bandeng yang berukuran besar, maka menantu itu akan dibanggakan dan dianggap peduli kepada mertuanya.
Meskipun begitu, kepercayaan tersebut lama-kelamaan memudar seiring perkembangan zaman. Beberapa keluarga Tionghoa saat ini, membeli ikan bandeng untuk dimakan bersama keluarga besar atau diberikan kepada orang.
Bagi orang Tionghoa, Imlek adalah hari raya besar untuk mereka, lho. Oleh karena itu, hidangan yang disajikan juga memiliki filosofi dan makna yang dalam, seperti ikan bandeng yang tidak boleh ketinggalan saat Tahun Baru China atau Sin Cia.