ilustrasi minum kopi (pexels.com/Bruno Cervera)
Gak semua orang merasakan pahit dengan cara yang sama. Menurut penelitian, orang yang lebih sensitif terhadap rasa pahit quinine (bahan dalam tonic water) atau PROP (senyawa pahit dalam sayuran seperti brokoli) cenderung lebih memilih teh daripada kopi. Sebaliknya, mereka yang sensitif terhadap pahitnya kafein justru lebih suka kopi.
Ini menunjukkan bahwa preferensi terhadap kopi atau minuman pahit lainnya sangat dipengaruhi oleh bagaimana tubuh merespons rasa pahit. Jadi, jika kamu lebih suka kopi daripada teh, bisa jadi itu karena genetikmu "memprogram" untuk menyukai pahitnya kafein.
Jadi, kenapa kopi terasa pahit tapi tetap disukai? Jawabannya ternyata cukup kompleks, mulai dari faktor genetik, efek kafein pada otak, hingga kebiasaan dan budaya.
Meskipun pahit, kopi menawarkan lebih dari sekadar rasa. Kopi memberikan energi, kenikmatan, dan bahkan menjadi bagian dari gaya hidup. Jadi, lain kali kamu menyeruput kopi, ingatlah bahwa ada banyak hal menarik di balik secangkir minuman hitam ini. Selamat menikmati kopimu!