Nasi jagung termasuk bagian dari ragam olahan nasi khas Indonesia yang lahir dari kebutuhan lokal dan ketersediaan bahan baku setempat. Di beberapa wilayah, seperti Madura, Blitar, dan sebagian daerah beriklim kering di Nusa Tenggara, jagung pernah menjadi sumber karbohidrat utama, karena lebih mudah ditanam dan disimpan dibanding padi.
Sebagai bagian dari tradisi kuliner lokal, nasi jagung tidak sekadar mengenyangkan perut, tetapi juga mencerminkan cara masyarakat menanggapi kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Sayangnya, popularitas nasi jagung menurun seiring meningkatnya akses terhadap beras, tetapi jejaknya masih bertahan pada hidangan tradisional di sejumlah daerah.
Nasi jangung menyimpan cerita sejarah yang penting bagi identitas pangan lokal. Lantas, kenapa nasi jagung sempat jadi makanan pokok di beberapa daerah, ya? Ternyata, ini alasan yang menyelimutinya!