Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi relawan sedang membagi makanan
ilustrasi relawan sedang membagi makanan (unsplash.com/Ismael Paramo)

Intinya sih...

  • Makanan kaleng adalah bahan pangan darurat yang tahan lama dan mudah disimpan, seperti ikan kaleng, daging kaleng, sayur, atau buah kaleng.

  • Makanan ringan bergizi seperti biskuit gandum, roti kering, granola bars, kacang-kacangan, dan selai kacang cocok untuk pengganjal lapar tanpa perlu dimasak.

  • Makanan siap saji seperti bubur instan dan makanan kemasan siap makan sangat dibutuhkan saat fasilitas dapur terganggu karena banjir.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bencana banjir dapat melumpuhkan semua akses kebutuhan dasar, termasuk makanan. Di tengah situasi tersebut, pemilihan makanan menjadi sangat penting, karena tidak hanya untuk mengatasi lapar, tetapi untuk memulihkan energi para korban.

Oleh karena itu, ketahui jenis-jenis makanan yang aman dan ideal untuk didistribusikan kepada korban banjir. Ada lima jenis makanan yang umum direkomendasikan pada korban banjir karena mudah dibawa dan mampu memenuhi kebutuhan gizi mendasar.

1. Makanan kaleng

ilustrasi makanan kaleng (unsplash.com/Jacob McGowin)

Makanan kaleng memiliki sifat shelf-stable (tahan lama), sehingga dikategorikan sebagai bahan pangan darurat. Keunggulan makanan kaleng adalah tidak perlu pendingin, mudah disimpan jangka panjang, dan dapat dikonsumsi atau dipanaskan.

Biasanya, ikan kaleng, daging kaleng, sayur atau buah kaleng cocok untuk bantuan korban bencana banjir. Pastikan kondisi kaleng tidak penyok, berkarat, atau berdekatan dengan masa kedaluwarsa supaya tidak memicu keracunan.

2. Makanan ringan bergizi

ilustrasi makanan ringan (unsplash.com/Nico Smit)

Makanan ringan bergizi bisa berupa snack tahan lama, sepert biskuit gandum, roti kering, granola bars, kacang-kacangan dan selai kacang. Semua jenis camilan bisa dijadikan pengganjal lapar ketika pengungsi belum mendapatkan makanan berat.

Makanan ringan lebih praktis, karena tidak perlu dimasak, tidak memerlukan air banyak, dan dapat disimpan lama. Bantuan ini bisa dinikmati dari anak-anak sampai lansia tanpa repot memasak.

3. Makanan siap saji

ilustrasi bubur ayam (vecteezy.com/Artoniumw)

Organisasi kemanusiaan, seperti BAZNAS di Indonesia, sering menyediakan makanan siap saji supaya warga tidak perlu memasak sendiri. Makanan siap saji sangat dibutuhkan apabila fasilitas dapur dan air bersih terganggu, sehingga korban banjir tinggal menerima, makan, tanpa perlu memikirkan proses memasak.

Dengan cara ini, kebutuhan nutrisi dasar tetap terpenuhi meskipun dalam kondisi darurat. Makanan siap saji yang sering didistribusikan untuk korban banjir, meliputi bubur instan, makanan kemasan siap makan, sereal, dan masih banyak lagi.

4. Makanan yang tahan lama

ilustrasi rendang instan (unsplash.com/prananta haroun)

Makanan yang tahan lama juga direkomendasikan sebagai stok darurat. Di antarannya meliputi roti tawar, abon, rendang instan, pasta, telur asin, beras, minyak, gula, kopi, teh, dan makanan dalam kemasan kedap udara yang bisa disimpan lama tanpa pendingin.

Selain tahan lama, makanan ini dapat dijadikan cadangan dalam tas siaga, sehingga jika bencana terjadi, masih ada persediaan makanan yang cukup. Pastikan kamu memilih makanan yang bernutrisi, sehingga memudahkan pengungsi saat situasi darurat.

5. Air minum

ilustrasi air minum dalam galon (unsplash.com/Bret Lama)

Air bersih atau air minum merupakan kebutuhan yang wajib ada saat situasi darurat. Pasca banjir, kebutuhan air menjadi sulit, terlebih lagi rentan risiko penyakit jika dikonsumsi sembarangan.

Saat distribusi makanan, usahakan dibarengi dengan suplai air minum. Jadi, mereka bisa menikmati makan dan minum dengan baik tanpa risiko dehidrasi atau sakit akibat air tercemar.

Dengan memahami jenis-jenis makanan di atas, bantuan yang diberikan dapat lebih efektif dan bermanfaat untuk korban banjir. Meskipun kecil, bantuan berupa makanan dapat memberikan dukungan nyata untuk mereka supaya setelah banjir mereda, dapat bangkit kembali dari keterpurukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team