Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sandwich (unsplash.com/The Matter of Food)

Intinya sih...

  • Burger dan sandwich memiliki perbedaan dalam jenis roti yang digunakan
  • Isian burger biasanya berupa patty daging sapi, sementara sandwich lebih fleksibel dalam isian
  • Sandwich lebih praktis dan variatif, sementara burger cocok untuk makanan kenyang dan penuh rasa

Pernahkah kamu lagi nongkrong di kafe atau scroll menu di aplikasi pesan makanan online, lalu bingung, ini burger atau sandwich, ya? Bentuknya mirip, sama-sama pakai roti dengan isian seperti daging, sayur, keju, dan saus.

Ternyata, burger dan sandwich itu bukan saudara kembar. Burger dan sandwich ibarat sepupu jauh, berbeda tapi ada miripnya. Keduanya sama-sama lezat, tapi punya keunikan masing-masing. Yuk, kita ketahui perbedaan burger dan sandwich biar gak salah sebut!

1. Jenis roti

ilustrasi macam-macam roti (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Perbedaan paling mencolok antara burger dan sandwich ada di jenis rotinya. Burger selalu pakai bun, yaitu roti bulat, yang empuk dan punya permukaan agak mengkilap karena dioles telur. Bun ini dibelah secara horizontal, lalu bagian tengahnya diisi berbagai isian, seperti daging, sayur, saus, dan keju.

Sementar itua, sandwich lebih fleksibel. Roti yang dipakai bisa roti tawar, ciabatta, baguette, bahkan croissant. Bentuknya gak terbatas bulat saja, bisa persegi, panjang, pipih, bahkan segitiga, tergantung gaya dan kreativitas pembuatnya.

2. Isian utama

ilustrasi burger (unsplash.com/amirali mirhashemian)

Isian burger biasanya berupa patty, yaitu daging sapi cincang yang dibentuk bulat dan dipanggang. Patty inilah yang jadi bintang utama dalam burger, bahkan versi vegetarian pun tetap dinamakan plant-based patty. Jadi, kuncinya pada bentuk dan gaya pengolahan.

Kalau sandwich lebih fleksibel soal isian. Kamu bisa pakai irisan daging ayam, ham, telur, tuna, atau bahkan selai kacang. Gak ada aturan baku, yang penting isiannya cocok disusun di antara dua lapis roti.

3. Asal-usul

ilustrasi sandwich sayur (unsplash.com/Freunde des Snacks e.V.)

Walau kelihatannya modern, sandwich sebenarnya sudah ada jauh sebelum Perang Dunia II pecah dan punya sejarah panjang. Nama “sandwich” datang dari seorang bangsawan Inggris, John Montagu, Earl of Sandwich, yang katanya minta roti diisi daging biar bisa makan sambil main kartu. Jadilah tren makan praktis ini booming sejak abad ke-18.

Sementara itu, burger berasal dari Jerman, tepatnya dari Kota Hamburg, dan awalnya bernama hamburg steak. Kemudian, ide daging cincang ini dibawa ke Amerika dan diberi roti bun di atas dan bawah. Lahirlah burger versi modern yang kita kenal sekarang.

4. Penyajian dan gaya makan

ilustrasi sandwich (unsplash.com/The Matter of Food)

Burger biasanya disajikan dengan struktur bertingkat, yakni roti, sayur, patty, keju, saus, dan roti lagi. Karena tebal, makan burger bisa bikin mulut pegal. Makanya, di tengah burger biasanya diberi tusukan supaya burger gak berantakan.

Di sisi lain, sandwich lebih simpel dan mudah digigit. Cocok banget untuk sarapan, bekal kantor, atau camilan. Gak perlu mangap lebar-lebar untuk makan sandwich. Selain itu, variasinya juga lebih banyak, dari yang manis sampai gurih.

5. Variasi menu

ilustrasi burger (unsplash.com/sk)

Sebenarnya, baik burger maupun sandwich, keduanya sama-sama punya ruang eksplorasi yang luas. Akan tetapi, sandwich lebih bebas. Kamu bisa bikin sandwich manis, asin, pedas, bahkan vegan. Gak ada aturan baku soal isiannya.

Burger juga terus berkembang. Kalau awalnya isian burger hanyalah patty sapi, kini ada juga burber isi patty ayam, ikan, jamur,  daging sintetis. Hanya saja, formatnya cenderung lebih pakem, yaitu berupa bun, patty, dan saus.

Dari semua perbedaan tadi, burger dan sandwich punya karakter masing-masing. Burger lebih cocok untuk yang ingin makan kenyang, penuh rasa, dan berani berantakan. Sementara itu, sandwich ideal untuk yang sedang cari makanan praktis, ringan, tapi tetap enak. Yang jelas, keduanya punya tempat spesial di hati para pencinta roti isi. Iya, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team