ilustrasi ikan tuna bluefin (commons.wikimedia.org/Kürschner)
Bluefin dikenal sebagai ikan mewah dengan harga sangat tinggi di pasar global. Di Jepang, bluefin bisa dilelang hingga miliaran rupiah per ekor karena permintaan tinggi dan stok yang terbatas. Cita rasanya yang kompleks serta kandungan lemak yang melimpah membuatnya dianggap sebagai bahan eksklusif untuk hidangan kelas atas. Namun, kelangkaan spesies ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keberlanjutan ekosistem laut. Banyak restoran kini mulai mengurangi penggunaannya demi menjaga keseimbangan populasi tuna.
Sementara itu, yellowfin menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau. Populasinya masih melimpah di perairan tropis termasuk wilayah Indonesia, menjadikannya pilihan utama bagi pelaku industri kuliner lokal. Selain lebih mudah ditemukan, harga yellowfin jauh lebih stabil dan efisien untuk produksi massal. Tren restoran modern kini mengutamakan konsep “sustainable seafood” atau hasil laut berkelanjutan, di mana tuna yellowfin menjadi bahan yang paling direkomendasikan karena bisa mendukung ekosistem laut tetap lestari tanpa mengorbankan kualitas rasa.
Perbedaan ikan tuna yellowfin dan bluefin menunjukkan bagaimana faktor alam memengaruhi cita rasa, tekstur, dan nilai sebuah hidangan. Bluefin memberi pengalaman rasa yang mewah dan berlemak, sedangkan yellowfin menghadirkan sensasi segar yang ringan sekaligus fleksibel untuk berbagai olahan. Setelah mengetahui hal ini, kira-kira jenis tuna mana yang akan kamu pilih untuk dicoba pertama kali?