Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbagai jenis roti di dalam keranjang
ilustrasi berbagai jenis roti di dalam keranjang (unsplash.com/mohamed hassouna)

Intinya sih...

  • Sourdough menggunakan ragi alami, sedangkan roti biasa menggunakan ragi instan

  • Proses pembuatan sourdough memakan waktu berhari-hari

  • Roti umumnya membutuhkan banyak bahan dibandingkan sourdough

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Akhir-akhir ini, sourdough menjadi salah satu jenis roti yang populer. Gak sedikit toko roti yang mulai menjual sourdough, bahkan banyak orang mencoba membuatnya sendiri di rumah. Kamu yang belum familier dengan roti ini mungkin bertanya-tanya, apa perbedaan sourdough dengan roti biasa? Sebetulnya, perbedaan antara kedua jenis roti ini cukup jelas, kok! 

Dari segi tampilan, sourdough berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan roti biasa. Kulitnya sedikit lebih keras, tetapi dengan bagian dalam yang masih kenyal dan lembut. Namun, perbedaan sourdough dan roti biasa gak hanya berhenti di tampilannya aja. Berikut beberapa perbedaan sourdough dan roti biasa yang perlu kamu ketahui!

1. Sourdough menggunakan ragi alami, sedangkan roti biasa menggunakan ragi instan

ilustrasi sourdough starter yang sudah siap digunakan (unsplash.com/Margaret Jaszowska)

Salah satu perbedaan paling mencolok dari sourdough dan roti biasa adalah bahan pembuatannya. Seperti yang kita tahu, roti tawar dan aneka jenis roti manis lainnya menggunakan ragi instan agar adonan bertekstur dan mengembang sempurna. Namun, sourdough justru mengandalkan starter yang terbuat dari campuran tepung terigu dan air yang sudah difermentasi dalam waktu 5-7 hari.

Sourdough starter yang sudah difermentasi mengandung ragi liar dan bakteri asam laktat. Nah, selain bikin mengembang, sourdough starter juga menciptakan rasa asam pada roti, sekaligus membuat teksturnya jadi lebih kenyal dari roti tawar yang biasa kita makan.

2. Proses pembuatan sourdough memakan waktu berhari-hari

ilustrasi adonan sourdough (unsplash.com/Adonan sourdough)

Ragi ternyata bukan hanya mempengaruhi rasa maupun tekstur roti, tetapi juga lama waktu pembuatannya. Mengingat roti tawar menggunakan ragi instan, proses pembuatannya hanya memakan waktu 2—3 jam saja. Namun, beda ceritanya kalau yang kamu buat adalah roti sourdough.

Untuk membuat sourdough, pertama kita harus membuat starter-nya terlebih dahulu. Meski bahannya hanya air dan tepung terigu, proses fermentasi starter hingga siap digunakan bisa memakan waktu selama 7—8 hari. Setelah starter siap, jangan berharap proses pembuatan roti sourdough jadi lebih cepat.

Adonan sourdough harus melewati proses strech and food setiap 30 menit sekali. Proses ini dilakukan sebanyak 4 kali dan dilanjutkan dengan me-resting adonan selama 1 jam atau sampai proses fermentasi adonan selesai. Setelah proses fermentasi selesai, adonan bisa dibentuk, lalu di masukkan ke dalam sourdough basket.

Terakhir, adonan perlu di-resting lagi selama 12 jam di dalam kulkas, sebelum akhirnya di panggang. Jika dihitung-hitung, proses pembuatan sourdough sangat panjang dan rumit. Makanya, gak heran kalau di toko, harga roti satu ini jadi sedikit lebih mahal dari roti biasa.

3. Roti umumnya membutuhkan banyak bahan dibandingkan sourdough

ilustrasi bahan-bahan roti (unsplash.com/Sorin Gheorghita)

Roti manis atau roti tawar umumnya menggunakan bahan yang cukup beragam. Mulai dari tepung terigu protein tinggi, susu, telur, mentega, hingga gula pasir. Karena bahannya beragam, gak heran kalau roti yang biasa kita konsumsi punya rasa lebih kaya. Hal itu berbanding terbalik dengan sourdough yang hanya memerlukan tepung terigu protein tinggi, starter, air, and sedikit garam.

Meski bahannya sederhana, prosesnya yang memakan waktu lama bikin rasa, tekstur, maupun aromanya jadi lebih istimewa. Jika mau, kamu juga bisa menambahkan bahan lain pada adonan sourdough, misalnya, kamu mau sourdough dengan rasa yang lebih gurih, kamu bisa menambahkan potongan keju dan daging ham pada adonan. Namun, jika kamu mau rasa yang lebih manis tetapi tetap sehat, kamu bisa menambahkan cream cheese dan buah beri segar.

4. Roti tawar teksturnya lembut dan ringan, sedangkan sourdough lebih padat dan kenyal

ilustrasi sourdough dan berbagai topping (unsplash.com/Bakd&Raw by Karolin Baitinger)

Meski namanya roti tawar, tetapi roti jenis ini memiliki rasa yang sedikit manis. Teksturnya ringan dan lembut. Di Indonesia, roti tawar dipanggang dengan olesan mentega atau disajikan dengan selai buah. Sourdough di sisi lain, punya tekstur yang lebih padat dan kenyal.

Starter yang menjadi bahan utama sourdough juga memberikan sedikit rasa asam pada roti yang menjadi ciri khas utamanya. Alih-alih disantap dengan mentega, messes coklat, atau selai, sourdough disajikan dengan berbagai pilihan topping yang lebih sehat. Mulai dari olesan cream cheese, irisan alpukat, dada ayam, dan telur rebus.

5. Roti sourdough punya indeks glikemik lebih rendah dari roti manis atau roti tawar

ilustrasi sourdough yang sudah matang (unsplash.com/Vicky Ng)

Gak hanya soal penampilan, rasa, dan tekstur, roti biasa dan sourdough juga memberikan pengaruh yang berbeda pada kadar gula darah di dalam tubuh. Roti yang biasa kita konsumsi umumnya terbuat dari tepung terigu olahan yang memiliki indeks glikemik yang tinggi. Ketika dikonsumsi, roti ini akan memicu terjadinya lonjakan gula darah dengan cepat, sehingga kemudian diikuti dengan penurunan gula darah. Akibatnya, setelah mengonsumsi roti, gak jarang kita merasa mengantuk atau lapar lagi.

Nah, kamu gak akan mengalami hal serupa jika yang dikonsumsi adalah sourdough. Ini karena proses fermentasi yang berjalan saat pembuatan sourdough dapat memecah asam fitat, sebuah zat yang biasanya terkandung pada biji-bijian dan dapat mengurangi penyerapan nutrisi di dalam tubuh. Proses pemecahan asam fitat ini gak cuma bikin sourdough jadi lebih mudah dicerna, tetapi juga bikin indeks glikemik-nya jadi lebih rendah.

Baik sourdough maupun roti biasa, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk urusan rasa, kebanyakan orang Indonesia lebih menyukai roti yang manis. Namun, jika kamu menginginkan konsumsi roti yang lebih sehat, sourdough bisa jadi pilihan yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team