ilustrasi membuat adonan donat (pexels.com/felicity-tai)
Proses fermentasi adonan dapat menjadi tahap paling menantang saat membuat donat. Sebab, perlu memperhatikan suhu adonan, suhu ruang, dan jangan sampai overproofing. Fermentasi adonan donat mulai terjadi saat penambahan ragi dan proofing berlangsung.
Proofing berarti tahap pengistirahatan adonan mengembang maksimal selama proses fermentasi. Ragi dalam adonan akan aktif dan menghasilkan karbondioksida, inilah yang membuat adonan mengembang dan lebih ringan. Adonan juga akan mencapai konsistensi yang tepat, empuk, serta lebih bervolume.
Tidak ada batasan waktu yang pasti untuk proofing adonan, tergantung pada komposisi, takaran, kualitas ragi, dan suhu ruang. Jika waktu fermentasi kurang, dapat membuat donat keras. Sebaliknya, kalau terlalu lama proses fermentasi berlangsung, maka akan membuat donat mudah kempis.
Supaya donat tidak kempis setelah digoreng, perhatikan suhu adonan setelah diuleni. Suhu adonan yang disarankan, yakni 27 derajat Celsius. Jika khawatir adonan terlalu hangat, maka campurkan bahan bersuhu ruang dengan bahan yang baru dikeluarkan dari kulkas. Misalnya, air es dan air suhu ruang, mentega, dan susu yang masih dingin.
Ciri-ciri adonan sudah cukup proofing adalah mengembang dua kali lipat dari ukuran semula dan terasa ringan saat disentuh. Selain itu, tidak terdapat bekas tangan serta perlahan kembali ke bentuk semula setelah ditekan. Kalau adonan kembali ke bentuk semula terlalu cepat, biasanya adonan agak overproofing.