Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lobster
ilustrasi lobster (unsplash.com/Joy Real)

Intinya sih...

  • Seafood harus segera didinginkan setelah dikonsumsi agar tidak cepat membusuk

  • Gunakan wadah kedap udara untuk menyimpan seafood agar bau khasnya tidak menyebar ke makanan lain

  • Pisahkan jenis seafood sebelum disimpan agar mudah dipanaskan ulang dan hindari kontaminasi silang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Seafood merupakan salah satu bahan makanan yang cukup digemari oleh orang-orang karena cita rasanya yang lezat dan juga kandungan gizinya yang tinggi. Namun, makanan laut ini juga termasuk bahan yang cepat sekali mengalami kerusakan apabila proses penyimpanannya tidak dilakukan dengan benar.

Sisa seafood yang dibiarkan pada suhu ruang justru bisa cepat membusuk atau bahkan menimbulkan bau yang tidak sedap, sehingga rentan menjadi sarang bakteri yang berbahaya untuk kesehatan. Jika memang kamu masih memiliki sisa seafood di rumah, maka lakukan beberapa tips penyimpanan berikut ini agar kondisinya tetap segar dan layak dikonsumsi.

1. Dinginkan seafood sesegera mungkin

ilustrasi ikan (pexels.com/Engin Akyurt)

Langkah pertama yang paling penting adalah dengan segera mendinginkan seafood setelah selesai dikonsumsi. Jangan sampai membiarkan seafood berada pada suhu ruang lebih dari 2 jam, sebab suhu hangat bisa mempercepat potensi pertumbuhan bakteri.

Sebaiknya masukkan sifat ke wadah tertutup rapat, lalu coba simpan di dalam kulkas agar suhunya pun relatif stabil dan segar lebih lama. Cara ini juga akan membantumu menjaga kualitas rasa, sekaligus menghindari potensi kontaminasi silang dengan makanan lain yang ada di dalam kulkas.

2. Gunakan wadah kedap udara

ilustrasi kepiting (pexels.com/Kindel Media)

Wadah penyimpanan ternyata memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga kesegaran seafood yang tersisa. Pilihlah wadah berbahan kaca atau plastik berkualitas yang memang benar-benar kedap udara agar bau khas seafoodnya tidak sampai menyebar ke seluruh makanan lain.

Wadah tertutup juga bisa membantu mengurangi paparan udara yang mungkin bisa mempercepat proses oksidasi pada daging seafood. Penyimpanan dalam kondisi kedap udara juga akan membuat tekstur dan rasanya lebih terjaga ketika akan dipanaskan kembali.

3. Pisahkan jenis seafood sebelum disimpan

ilustrasi lobster (pexels.com/Vikki)

Setiap jenis seafood pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sebaiknya jangan dicampurkan dalam satu wadah. Contohnya udang dan ikan mungkin bisa disimpan terpisah agar tidak sampai saling memengaruhi aroma dan kadar kelembabannya.

Justru dengan memisahkan jenis seafood yang ada, maka kamu pun akan lebih mudah dalam proses pemanasan ulang karena masing-masing seafood memerlukan waktu dan juga suhu yang berbeda-beda. Selain itu, langkah ini juga bisa menghindari potensi kontaminasi silang yang mungkin bisa mempercepat potensi pembusukan.

4. Simpan dalam freezer untuk penyimpanan lebih lama

ilustrasi ikan basah (pexels.com/Kindel Media)

Jika kamu tidak berencana mengkonsumsi sisa seafood dalam waktu satu hingga dua hari, maka simpanlah di freezer. Suhu dingin ekstrem dapat memperlambat pertumbuhan bakteri dan juga mempertahankan kesegarannya lebih lama hingga beberapa minggu kedepan.

Pastikan bahwa kamu membungkus seafood dengan plastik khusus freezer atau aluminium foil sebelum dimasukkan. Cara ini untuk mencegah pembentukan kristal es yang mungkin bisa berpotensi merusak daging seafood pada saat akan dicairkan nanti.

Menyimpan seafood di rumah tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa menurunkan kualitasnya. Dengan mengikuti beberapa tips di atas, maka seafood pun akan tetap segar lezat dan aman dikonsumsi kembali. Cegah pemborosan dengan penyimpanan sisa seafood yang tepat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian