Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wajik (commons.wikimedia.org/Joseagush)
ilustrasi wajik (commons.wikimedia.org/Joseagush)

Wajik ketan adalah salah satu jajanan tradisional khas Indonesia yang punya cita rasa manis legit dan tekstur kenyal yang khas. Biasanya terbuat dari beras ketan, santan, dan gula merah, wajik sering disajikan dalam acara-acara adat, syukuran, atau sebagai kudapan sore hari. Meski terlihat sederhana, ternyata bikin wajik ketan yang hasilnya lembut dan tahan lama gak semudah kelihatannya, lho.

Banyak orang yang gagal membuat wajik karena hasil akhirnya terlalu keras, rasanya terlalu manis, atau justru cepat basi. Padahal, kalau tahu trik dan teknik yang tepat, kamu bisa bikin wajik ketan yang legit, pulen, dan awet meski disimpan selama beberapa hari. Selain soal bahan, proses memasak dan mencampur juga sangat menentukan kualitas akhir dari wajik buatanmu.

Buat kamu yang pengin coba bikin wajik sendiri di rumah, berikut ini lima tips penting yang bisa kamu ikuti biar hasil wajikmu lembut, manisnya pas, dan pastinya gak cepat keras. Yuk, simak baik-baik!

1. Pilih beras ketan yang berkualitas dan rendam terlebih dahulu

ilustrasi beras ketan (vecteezy.com/Bigc Studio)

Bahan utama wajik adalah beras ketan, jadi penting banget untuk memilih beras ketan yang berkualitas tinggi. Pilih ketan putih yang butirannya utuh, tidak pecah-pecah, dan berwarna cerah. Ketan yang berkualitas akan menghasilkan tekstur wajik yang pulen dan gak gampang keras setelah dingin. Kalau kamu asal pilih ketan, hasil akhirnya bisa jadi terlalu keras atau bahkan gak menyatu dengan baik.

Sebelum dimasak, beras ketan sebaiknya direndam terlebih dahulu selama minimal 3–4 jam, atau lebih baik lagi semalaman. Proses perendaman ini membantu ketan menyerap air lebih merata, sehingga ketika dikukus hasilnya lebih lembut dan matang sempurna. Jangan langsung memasak ketan yang belum direndam, karena biasanya hasilnya jadi kurang pulen dan lebih mudah kering setelah didiamkan.

Setelah direndam, cuci ketan hingga air cucian bening, lalu kukus sampai setengah matang sebelum dicampur dengan santan dan gula. Kukusan awal ini penting untuk memastikan ketan gak terlalu lembek saat nanti dimasak bersama bahan lainnya. Dengan cara ini, kamu bisa menjaga tekstur ketan tetap kenyal tapi gak keras saat disajikan.

2. Gunakan santan segar agar rasanya gurih dan legit

ilustrasi santan (vecteezy.com/Arif Rizki)

Santan adalah salah satu kunci utama dalam membuat wajik yang gurih dan harum. Supaya rasanya lebih enak, sebaiknya gunakan santan segar dari kelapa parut, bukan santan instan kemasan. Santan segar punya aroma yang lebih kuat dan rasa yang lebih alami, sehingga akan memperkaya cita rasa wajikmu. Santan juga berfungsi sebagai bahan pengikat yang membuat ketan dan gula menyatu sempurna.

Saat memasak santan bersama gula merah, pastikan kamu menggunakan api kecil dan terus mengaduknya sampai santan mulai mengental. Proses ini akan menghasilkan campuran gula dan santan yang legit dan menyelimuti ketan dengan sempurna. Jangan buru-buru menaikkan api karena santan bisa pecah dan membuat tekstur wajik jadi kasar serta berminyak.

Tambahkan sedikit garam saat memasak santan agar rasanya lebih seimbang dan gak terlalu manis. Garam berfungsi menonjolkan rasa gurih dan membuat manisnya gula merah terasa lebih pas. Perpaduan manis dan gurih inilah yang bikin rasa wajik jadi makin kaya dan gak bikin enek.

3. Perhatikan takaran gula merah biar manisnya pas

ilustrasi gula merah (vecteezy.com/Priyo Sanyoto)

Gula merah adalah bahan utama yang menentukan rasa manis dan warna khas dari wajik. Supaya hasilnya gak terlalu manis atau pahit, penting untuk memperhatikan takaran gula yang digunakan. Gunakan gula merah yang bersih, tanpa banyak kotoran, dan pilih yang warnanya cokelat kemerahan untuk hasil warna wajik yang cantik dan menggoda.

Idealnya, perbandingan antara ketan dan gula merah adalah sekitar 1:1 atau bisa sedikit dikurangi sesuai selera. Terlalu banyak gula bisa membuat tekstur wajik jadi terlalu lengket dan gampang keras setelah dingin. Sebaliknya, kalau terlalu sedikit gula, wajik bisa cepat basi dan rasanya hambar. Gula juga berperan dalam proses pengawetan alami makanan ini.

Untuk hasil yang lebih maksimal, kamu bisa mencampur gula merah dengan sedikit gula pasir agar rasa manisnya lebih seimbang. Setelah itu, lelehkan gula dengan santan di atas api kecil sambil terus diaduk sampai larut sempurna dan mulai mengental. Baru setelah itu masukkan ketan kukus dan masak hingga menyatu dan kental seperti karamel.

4. Masak dengan sabar dan aduk terus sampai kalis

ilustrasi aduk adonan wajik (commons.wikimedia.org/DARMAS BS 9)

Salah satu kunci utama dalam membuat wajik adalah proses pengadukan yang sabar dan konsisten. Setelah ketan dicampur dengan santan dan gula, kamu harus terus mengaduk adonan di atas api kecil hingga kalis. Proses ini bisa memakan waktu 30–45 menit tergantung jumlah adonan, jadi pastikan kamu punya waktu dan tenaga yang cukup, ya.

Mengaduk secara terus-menerus sangat penting agar santan dan gula meresap sempurna ke dalam ketan. Kalau kamu malas mengaduk, adonan bisa gosong di bagian bawah dan rasanya jadi pahit. Selain itu, pengadukan konstan juga membantu membentuk tekstur wajik yang lembut, menyatu, dan gak gampang hancur saat dipotong.

Tanda wajik sudah matang dan kalis adalah ketika adonan terasa berat saat diaduk, mulai lepas dari wajan, dan permukaannya terlihat mengkilap. Setelah itu, segera angkat dan tuang ke dalam loyang yang sudah dialasi daun pisang atau plastik, lalu ratakan. Jangan menunggu terlalu lama karena wajik akan cepat mengeras jika dibiarkan di wajan panas.

5. Simpan dengan cara yang tepat biar gak cepat basi

ilustrasi wajik (commons.wikimedia.org/Salm Abdullah)

Setelah matang, penyimpanan wajik juga gak boleh sembarangan. Supaya wajik gak cepat keras atau basi, tunggu sampai benar-benar dingin sebelum disimpan. Simpan wajik di dalam wadah kedap udara dan letakkan di suhu ruang yang sejuk dan kering. Hindari menyimpan wajik dalam lemari es karena bisa membuat teksturnya berubah jadi keras dan gak enak.

Kalau kamu ingin menyimpan wajik lebih dari dua hari, kamu bisa membungkusnya satu per satu dengan plastik atau daun pisang agar tetap lembap dan gak mudah mengering. Wajik yang disimpan dengan cara ini bisa tahan hingga lima hari dan tetap enak disantap. Pastikan juga tangan atau alat yang digunakan saat mengambil wajik selalu bersih agar tidak membawa bakteri yang bisa mempercepat pembusukan.

Sebagai tambahan, kamu juga bisa mengukus ulang wajik selama beberapa menit jika teksturnya mulai mengeras. Ini bisa membantu mengembalikan kelembapan wajik tanpa merusak rasanya. Dengan teknik penyimpanan yang tepat, kamu bisa menikmati kelezatan wajik lebih lama tanpa khawatir rasanya berubah atau basi.

Kalau kamu tertarik bikin camilan tradisional yang manis dan legit, wajik ketan bisa jadi pilihan sempurna. Ikuti tips di atas biar hasilnya gak cuma enak tapi juga tahan lama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team