Di zaman penjajahan, para penduduk harus bertahan hidup di tengah minimnya suplai makanan, termasuk para pahlawan perang. Semua hasil bumi bercocok tanam dieksploitasi penjajah. Hal ini mengharuskan mereka mencari bahan pangan alternatif.
Meskipun sederhana, beberapa makanan ini merupakan sumber energi yang baik, sehingga kerap dijadikan bekal perang.