Kevindra Soemantri (instagram.com/kevindrasoemantri)
Sebagai penulis, sebenarnya pekerjaannya tak jauh beda dengan jurnalis. Keduanya sama-sama harus melakukan riset sebelum terjun ke lapangan secara langsung. Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum ke lokasi adalah apa tempat makannya, chefnya siapa, makanannya apa, dan lokasinya di mana.
"Setelah itu sih, nanti waktu ke lokasi bisa nanya-nanya ke pelayan atau chefnya," katanya. Setelah mengetahui sekilas infonya, barulah ia mulai mengulas makanannya.
Metode yang dilakukan Kevindra tergantung lokasi, apakah itu restoran atau street food. Kalau di restoran, dia akan menilai apa yang di depan mata, misal ambience, service, dan food. Nah, food masih bisa dibagi lagi, yaitu relevansi, rasa, komposisi, dan kreativitas.
Sedangkan, untuk streetfood, akan dinilai dari cerita di baliknya dan higienis atau tidaknya tempat makannya. "Sebenarnya rasa enak sendiri itu gabungan dari puluhan faktor, bisa jadi teksturnya, suhunya, komposisinya, dan elemen sentimentil yang mengingatkan kita pada masa kecil," tutur pria kelahiran Jakarta tersebut.
Kevindra Soemantri (instagram.com/kevindrasoemantri)
Selain itu, harga juga diperhitungkan, meski tidak yang paling utama. "Biasanya kita datang ke tempat makan, kita lihat dulu mereka menargetkan market apa." Apakah harga sesuai market, lalu ketika dilihat dan dicicipi, apakah harga makanannya merepresentasikan kualitasnya. "Kalau semua sesuai, sudah," kata Kevindra.
Cara penilian di atas membuat Kevindra lebih objektif dalam mengulas makanan. Istilahnya seolah punya metodologi yang membantu menilai, sehingga bukan hanya dari preferensi saja.