Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Woodfire Session with Maxie Millian di Locaahands Surabaya (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)

Di tengah syahdunya alunan musik bossa nova yang menemani para tamu restoran Locaāhands Dining Club menikmati hidangan mereka, riuhnya suasana open kitchen dengan keberadaan woodfire yang menyala di tengahnya sangat menarik perhatian.

Usut punya usut, ternyata flagship restaurant milik Chef Dick Derian yang terletak di Jalan Jawa, Surabaya, ini sedang kedatangan tamu spesial, yakni Maxie Millian. Ia chef kenamaan dari Bali yang sedang berkolaborasi dalam event Woodfire Sessions with Chef Maxie Millian pada 10—12 Oktober 2024.

Woodfire yang menjadi highlight dalam acara ini pun dinyalakan demi menciptakan menu-menu lokal. Menu tersebut terbagi dalam 2 sesi jamuan, yaitu Feast Table (10—11 Oktober 2024) dan Degustation (12 Oktober 2024).

Ada signature local menu apa saja yang diciptakan oleh Chef Maxie dalam acara signature Locaāhands kali ini? Well, kebetulan IDN Times mendapatkan kesempatan untuk mencicipi menu-menunya secara langsung. Intip kelezatannya, yuk!

1. We welcome you with an open heart and warm bread!

potret flatbread with green aioli di Woodfire Session with Maxie Millian, Locaahands Surabaya (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)

Untuk menyambut tamu, Chef Maxie menghidangkan flatbread hangat yang surprisingly cocok untuk dinikmati dengan green aioli. Di balik warnanya yang menggemaskan, yakni hijau creamy, tersimpan rasa pedas yang cukup menghentak di lidah ketika beradu dengan tekstur roti yang chewy.

Warna hijau pada green aioli memang terbuat dari cabai hijau besar dan rawit hijau yang selama ini kita kenal dengan lado mudo atau sambel ijo di masakan padang. Menu fushion ini sukses membuat tamu feels like home, karena memang rasa pedas sambal selalu familier di lidah orang Indonesia.

potret hidangan cured fish dan grilled octopus di Woodfire Session with Maxie Millian, Locaahands Surabaya (IDN Times/ Fina Wahibatun Nisa)

Kemudian, berlanjut ke menu pembuka. Tersaji cured fish di mana daging ikan mentah dimarinasi dengan teknik kobujime ala Jepang yang membuat rasa umami ikan keluar. Cured fish yang dipotong ala sashimi ini kemudian dibaptis dengan arsik vinaigrette. 

Dinikmati ala ceviche, paduan pedasnya andaliman serta wanginya bunga kecombrang membuat hidangan ini langsung pecah di mulut begitu disantap. Untuk menambah tekstur, ada potongan tomat ceri dan rumput laut yang menegaskan bahwa olahan ikan ini memang sangat Indonesia.

Puas dengan hidangan pembuka tersebut, Chef Maxie mulai menggiring lidah tamu dalam konsep woodfire dengan menghidangkan grilled octopus yang disandingkan dengan sambal kencur, sepintas mengingatkan akan bumbu seblak. Cukup pedas, tetapi berhasil diredam dengan side dish yang serupa dengan baba ganoush. 

Kedua hidangan pembuka ini pun seakan membuat tamu berkata, “Ok, I’m ready! What’s next?”

2. Jangan lupakan bebek bumbu kuning saat di Surabaya

potret hidangan aged duck breast di Woodfire Session with Maxie Millian, Locaahands Surabaya (IDN Times/ Fina Wahibatun Nisa)

Bisa dibilang, bebek goreng menempati urutan atas dalam daftar makanan yang wajib dicoba ketika berkunjung ke Surabaya. Tunjuk stall atau tempat makan yang menjual bebek goreng di mana saja, jarang orang dibuat kecewa akan rasanya. Setumpuk nasi putih hangat yang menemani gurihnya daging bebek goreng dengan sambal, biasanya sambal mangga, pedas dan guyuran bumbu kuning sukses menambah panjang daftar penggemar bebek goreng.

Lantas, bagaimana jika makanan yang identik dengan street food ini dikemas dalam hidangan casual dining? Chef Maxie sukses mentranslasikannya dalam main menu yang menggunakan aged duck breast ini.

Lembutnya daging dada bebek yang well-seasoned, dipadu dengan woku sebagai bumbu kuning dan hint aroma wangi dari kemangi aioli, tak lupa sentuhan sambal red pepper beradu sempurna di indera perasa. 

Namun, apalah arti makan daging bebek tanpa kol goreng? Tak digoreng, kali ini tersaji roasted cabbage lengkap dengan chicken fat vinaigrette dan crunchy shallot yang membuat sensasi makan daging bebek ini makin seru. Untuk karbohidratnya ada roll-cut jicama yang sukses menciptakan keseimbangan rasa dalam hidangan ini. 

potret ribeye steak di Woodfire Session with Maxie Millian, Locaahands Surabaya (IDN Times/ Fina Wahibatun Nisa)

Nikmatnya main course dalam acara ini tak berhenti di hidangan bebek itu saja. Ada pula ribeye steak yang dimasak hingga medium well. Juice dari daging mengalir menyatu dengan mix beans ragout, manisnya roasted onion, dan cashew yang diolah dengan coriander seed hingga menyerupai butter. Semua rasa gurih, manis, nutty dari mix beans ragout, dan diiringi aroma smoky membuat hidangan ini pun tak bisa ditolak kelezatannya.

3. Dessert tak selalu manis, Lollapalooza andalkan dark chocolate andaliman

potret dessert Lollapalooza di Woodfire Session with Maxie Millian, Locaahands Surabaya (IDN Times/ Fina Wahibatun Nisa)

Dessert atau hidangan penutup identik dengan rasa manis yang homogen. Namun uniknya, untuk menutup full-course dinner dalam acara ini, Chef Maxie menyajikan lelehan dark chocolate yang dicampur dengan andaliman dalam menu berjudul Lollapalooza.

The twist of bitter taste with spicy andaliman warms my heart. Rasa ini dipadu dengan berries compote dan daging kelapa muda sebagai sentuhan eksotis khas negara tropis. Kemudian di section rasa manis, ada meringue yang langsung meleleh di mulut. Semua rasa ini bermain di lidah dan menerbitkan senyum as soon as I finished the course. 

Overall, it was nice dining experience dalam event Woodfire Sessions Locaāhands yang berkolaborasi dengan Chef Maxie Millian. Hidangan yang disuguhkan menunjukkan bahwa bahan lokal yang diramu dengan rempah khas Indonesia, lalu diolah secara fushion berhasil membuat kuliner lokal Indonesia semakin memukau para penggemarnya. 

Editorial Team