Ceritanya berawal dari alergi nasi yang diidapnya saat kecil. Sejak saat itu, dia jadi anti nasi dan sama sekali tak mengonsumsinya. Padahal, nasi jadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Dibanding makanan sehat, pilihan Rino justru jatuh pada makanan cepat saji.
"Pas SMA, aku masih makan mie untuk gantiin nasi. Tapi fast food sering juga sih," ujar Rino. "Waktu itu beratku sekitar 107 kilogram."
Perlu diketahui sebelumnya jika ada perbedaan antara fast food dan junk food. Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Ali Khomsan, mengatakan, junk food adalah kategori untuk makanan yang berkalori tinggi, tetapi minim gizi. Misalnya keripik dan camilan yang biasa dijual di supermarket.
Sedangkan, fast food adalah makanan siap saji yang pengolahaannya mudah dan singkat. Misalnya seperti KFC, Texas, McDonald's, Carl's Jr, dan sebagainya.
"Fast food yang sekarang kita kenal menggunakan bahan-bahan yang bernutrisi," tutur Ali. "Ada karbohidrat, protein seperti ayam dan ikan dalam burger, serta sayuran."
Ali mengatakan bahwa fast food masih bergizi tetapi tidak seimbang. Sebab, kandungan kalori dan lemaknya jauh lebih tinggi dibanding serat serta proteinnya.