Food Challenge : Reaksi Tubuh Ketika Seorang Alkoholic Berhenti "Minum"

Konsumsi minuman beralkohol kini bukan sekadar kesenangan, tapi sudah menjadi gaya hidup, bahkan tuntutan pergaulan bagi sebagian orang. Minuman beralkohol atau minuman keras juga banyak dijadikan pelarian ketika merasa stres, dengan alasan bisa membuat pikiran lebih rileks.
"Ada senyawa dalam minuman beralkohol yang memang bisa membuat lebih rileks. Tapi tak ada manfaat yang layak dalam mengonsumsi alkohol, karena dampak negatifnya lebih besar," ujar ilmuan nutrisi Matthew Lantz Blaylock saat dihubungi IDN Times.
Kali ini Food Challenge akan membahas pengalaman Anton Rendiwan (bukan nama sebenarnya) yang sedang berusaha berhenti dari kebiasaan minum demi kesehatan. Seberapa besar pengaruh alkohol terhadap tubuh, apa saja dampak negatifnya, dan apa yang akan dirasakan tubuh ketika kebiasaan minum dihentikan?
1. Kebiasaan terlalu sering minum.
Anton mengenal minuman beralkohol pertama kali saat duduk di bangku SMA. Pria berusia 26 tahun itu mengaku alkohol sudah jadi gaya hidup dan kebiasaan.
Bahkan beberapa tahun terakhir, intensitas minumnya bertambah. Dalam sepekan, ia bisa minum tiga hingga empat kali dalam ukuran yang tak tentu.
Vodka menjadi minuman yang paling sering dia konsumsi. Kadar alkohol yang terkandung dalam vodka beragam, tapi rata-rata berkisar 40 persen. Selain vodka, Anton juga suka mengkonsumsi tequila, gin, dan wine.
Saat ditanya apa dampak yang dirasakan selama ini ketika minum alkohol, ia menjawab tidak ada efek tertentu. "Gak ada efeknya selain kerusakan di dalam (tubuh)," katanya.
Ia tak pernah menyadari kerusakan dalam tubuhnya. Hingga suatu hari ia merasa sangat lelah dan badannya serasa remuk redam. Mungkin kecapekan, pikirnya kala itu.
Alhasil, ia memeriksakan kondisi tubuhnya ke dokter. Hasilnya mengejutkan. "Dokter bilang lambung dan usus saya sudah rusak," kata Anton. "Katanya sih parah."
Sejak saat itu, Anton mulai mencoba mengurangi minum minuman beralkohol. Sudah enam bulan sejak dia mengubah pola minumnya jadi sebulan sekali.