Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Future Menus 2025 SEA, Bangkok, Thailand (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)
Potret Future Menus 2025 SEA, Bangkok, Thailand (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Membahas soal kuliner memang gak akan pernah ada habisnya. Dunia makanan selalu berkembang, baik dari soal rasa, cara penyajian, hingga preferensi konsumen.

Setiap tahun, tren kuliner baru bermunculan. Tentunya hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para chef dan pemilik bisnis kuliner untuk terus berinovasi sekaligus beradaptasi.

Terkait hal tersebut, IDN Times berkesempatan hadir dalam acara Future Menus 2025 South East Asia (SEA) yang diselenggarakan Unilever Food Solutions di Samyan Mitrtown, Bangkok, Thailand, pada 21 Mei 2025. Lebih dari 350 profesional industri, mulai dari chef, pengusaha, hingga pakar kuliner, hadir untuk melihat masa depan dunia kuliner dalam forum interaktif dan inspiratif.

Mengusung tema Unleash the Taste of Asia, Future Menus 2025 SEA menyoroti empat tren utama yang membentuk arah inovasi dalam industri restoran yang dinamis. Acara ini bukan sekadar pameran tren, tetapi juga platform kolaboratif.

Lantas, apa saja empat tren kuliner utama yang menjadi sorotan tahun ini? Berikut bocorannya!

1. Platform penting bagi pelaku industri kuliner

Potret Future Menus 2025, Bangkok, Thailand (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Future Menus 2025 bukan sekadar pameran tren kuliner biasa, melainkan menjadi platform penting yang mempertemukan para pelaku dan visioner industri makanan. Jadi, mereka bisa bertukar ide dan mendorong inovasi.

Managing Director Unilever Food Solutions SEA Mainland, Kulnipa Lertpimonchai, menjelaskan acara ini berperan sebagai wadah kolaborasi untuk mempercepat kemajuan di sektor layanan makanan.

Di sisi lain, Global Chief Marketing Officer Unilever Food Solutions, Angela Klute, menyoroti bagaimana Future Menus 2025 merespons perubahan perilaku konsumen. Terutama gen Z yang mengutamakan personalisasi, sekaligus meningkatnya popularitas cita rasa Asia di panggung global. Acara ini juga membantu para chef dan pengusaha restoran menyesuaikan diri dengan tren yang terus berkembang.

Selain memperkenalkan tren terbaru, Future Menus 2025 juga menekankan pentingnya penggunaan data dalam mengelola bisnis kuliner. Krittikul Chumkaew, pendiri After Yum, membagikan insight menarik tentang bagaimana analisis data dapat mengoptimalkan operasional restoran, sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan. Menjadikan acara ini sangat relevan bagi pelaku industri yang ingin tetap kompetitif dan inovatif.

2. Rilis empat tren kuliner di Future Menus 2025

Potret kuliner kategori Borderless Cuisine (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Dalam ajang Future Menus 2025, kami diajak menjelajahi empat tren kuliner melalui pengalaman interaktif di empat ruangan berbeda. Masing-masing tren mencerminkan perubahan preferensi konsumen dan pendekatan baru dalam dunia kuliner.

Street Food Couture.

Mengkreasikan ulang makanan kaki lima dengan menggabungkan cita rasa autentik yang berani. Menggunakan teknik memasak modern dan sentuhan kreatif dari para chef. Hasilnya, hidangan sederhana diubah menjadi pengalaman kuliner premium. Hidangan yang disajikan adalah Yum Nam Salmon karya Chef Jiraroj Navanukroh dari Thailand, dan Small Crab Sticky Rice karya Chef Quach Hai Vinh dari Vietnam.

Borderless Cuisine.

Menghadirkan kuliner akibat pengaruh lintas budaya. Tren ini mengenalkan perpaduan rasa dari berbagai penjuru dunia dengan bahan-bahan segar dan pendekatan global. Hidangan yang disajikan adalah Suan Cai Yu 2.0 karya Chef Eric Chua dari Singapura, dan Beef “Pares” Style Tacos karya Chef Ken Cacho dari Filipina.

Culinary Roots.

Tren ini mengangkat kekayaan kuliner tradisional yang berakar kuat, sekaligus menghormati warisan budaya melalui rasa yang autentik. Hidangan yang disajikan berupa Arsik Ikan karya Chef Gungun Chandra Handayana dari Indonesia, dan Nasi Lemak karya Chef Nigel Lee dari Malaysia.

Diner Designed.

Membuat versi baru pengalaman bersantap yang lebih personal dan mendalam. Tren ini menciptakan konsep makan yang disesuaikan dengan preferensi individu dan tren masa depan.

3. Hal yang berbeda dari Future Menus tahun sebelumnya

Raditya Beer, Country Lead Marketing Unilever, Future Menus 2025, Bangkok, Thailand (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Country Lead Marketing Unilever, Raditya Beer, memaparkan informasi menarik yang ditemukan selama Future Menu 2025 oleh Unilever Food Solutions. Tahun ini, pendekatan riset berbeda dari sebelumnya karena seluruh insight dikumpulkan langsung dari media sosial.

"Mungkin yang berbeda dari tahun sebelumnya, semua insight ini ditampung dari media sosial. Jadi, memang berangkat dari apa yang orang bicarakan soal menu yang lagi trending," ujar Raditya.

Riset ini melibatkan 1.001 chef dari lebih dari 80 negara. Mereka berpartisipasi dalam kampanye global Future Menu untuk mengumpulkan berbagai inspirasi kuliner dari seluruh dunia. Menariknya, tahun ini UFS merilis empat tren utama, berbeda dari tahun sebelumnya yang menampilkan delapan tren. Empat tren ini dinilai sangat relevan untuk wilayah Asia Tenggara, terutama Indonesia.

Ketika ditanya soal tantangan, Raditya menjelaskan pentingnya memahami dinamika perubahan tren setiap tahun dan bagaimana menjadikannya relevan dengan kondisi lokal.

"Bagaimana kita bisa memahami perubahan tren setiap tahun, menjadikan apakah tren tersebut relevan bagi kita, dan membantu perkembangan industri kuliner supaya lebih cepat lagi," ungkapnya.

UFS hadir bukan hanya sebagai penyedia produk, tetapi sebagai mitra strategis bagi para pelaku industri kuliner. "Kita adalah partner, bisa membantu mencarikan solusi, baik dari produk, tools, insight, tren," kata Raditya.

UFS berharap tren-tren ini dapat menginspirasi lebih banyak restoran untuk menciptakan menu yang inovatif, tanpa melupakan akar budaya kuliner Indonesia.

"Kita harus bangga dengan bahan-bahan lokal dan memperkenalkan makanan Indonesia ke global, teruslah berkreasi dan jangan pantang menyerah dalam industri yang lagi sulit ini," tuturnya.

4. Mengenalkan Arsik ke panggung internasional

Potret Arsik Ikan, Future Menus 2025 SEA, Bangkok, Thailand (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Dalam area Culinary Roots, Chef Gungun-Chandra Handayana menyajikan arsik khas Sumatra Utara. Ada alasan tersendiri di balik penyajian menu tersebut.

"Arsik ini punya story yang kuat, sejarah bahan dan budaya juga sangat spesifik, hanya ada di Sumatra, dan salah satu bahan utamanya adalah andaliman," ungkap Chef Gungun.

Andaliman, yang dikenal sebagai sichuan peppernya Indonesia, membuat banyak peserta dari luar negeri tertarik. Banyak dari mereka yang baru pertama kali mendengar dan mencicipi rempah ini. "Mereka bilang rasanya bahkan lebih enak dari sichuan pepper," tuturnya.

Selain andaliman, kecombrang juga menjadi bagian dari cerita kuliner yang dibawakan. Tak hanya bunganya, bahkan buah asam cikala dan batangnya digunakan dalam masakan arsik.

Chef Gungun menekankan arsik adalah makanan yang bisa diadaptasi secara global tanpa kehilangan jati dirinya. Hal ini penting, terutama dalam konteks future menu dan standar keamanan pangan global. 

"Kita gak mungkin lagi masak arsik dengan cara dikubur di tanah pakai sekam, itu tidak food safe," katanya. Namun, kita bisa tetap mendapatkan aroma khas sekam dengan cara yang lebih aman dan higienis untuk restoran.

Untuk para pencinta masakan rumahan, Chef Gungun juga membagikan tips simpel memasak arsik. Gunakan ikan mas yang umum dipakai, lalu blender semua bumbu hingga halus.

Selanjutnya, masukkan bumbu ke wajan, letakkan ikan di atasnya, lalu tutup wajan.
Bungkus dengan baking paper dan lapisi luarannya dengan aluminium foil. Setelah itu, kukus atau panggang.

Alternatif lain bisa menggunakan kertas roti dengan lapisan aluminium foil di dalamnya.
Kukus dengan suhu ideal 170-180 derajat Celsius. Untuk memasak arsik, bisa sampai dua jam dengan api kecil, agar tulangnya benar-benar empuk.

5. Membuka wawasan dari Future Menus 2025

Potret Chef Gungun Chandra Handayana, Executive Chef Unilever Food Solutions dan Ronald N Tokilov (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Ronald Tokilov, owner Bali Cardamon dan Glaze Grill, menjadi salah satu peserta Future Menus 2025. Bagi Ronald, ajang ini bukan sekadar acara kuliner biasa. Namun, ia melihatnya sebagai momen yang membuka mata seorang juru masak terhadap hal-hal yang belum tentu terpikirkan sebelumnya.

"Dari konsep sampai market, ini sangat mahal menurut saya, karena sumber ide itu sangat dibuka melalui acara ini," ungkapnya.

Menurut dia, ajang ini penting diikuti para pelaku kuliner, agar memahami empat pilar dalam dunia kuliner modern. Selain itu, juga sebagai ruang eksplorasi ide-ide baru agar tidak kehabisan inspirasi.

Salah satu makanan yang paling berkesan bagi Ronald adalah arsik ikan. Ia menyebut bahwa kompleksitas dari rempah-rempahnya membawa sensasi yang kuat terhadap keaslian rasa alami.

Ronald juga terkesan dengan sajian dari kategori Borderless Cuisine, terutama kreasi yang menggabungkan rasa cokelat pahit, asin, dan umami, berpadu dengan daging khas Filipina.

"Di titik ini, kita bukan lagi sekadar berpikir rasanya enak atau tidak, tetapi jadi mikir rasa apa yang belum pernah saya coba? Itu memicu saya untuk ingin menciptakan sesuatu," ucapnya. 

Ketika ditanya apakah ia tertarik mengangkat kuliner Bali dalam Future Menu ke depannya, Ronald menegaskan komitmennya terhadap kekayaan rempah lokal. "Saya selalu mengangkat fundamental rempah, terutama Bali, karena makanan Indonesia sering dianggap kompleks dan sulit, padahal seharusnya bisa diproses secara sederhana dan tetap memunculkan kenangan masa lalu."

Bagi Ronald, berbicara tentang rempah sama artinya dengan berbicara tentang jati diri masakan Indonesia itu sendiri.

6. Menikmati menu spesial saat makan malam

Dinner experience, Future Menus 2025 SEA, Bangkok, Thailand (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Acara ditutup dengan makan malam istimewa yang terdiri dari empat hidangan, dikurasi langsung oleh Chef Pam atau Pichaya Soontornyanakij, peraih gelar Best Female Chef in the World 2025. Hidangan ini disiapkan bersama tim koki dari Unilever Food Solutions, terinspirasi dari tren Future Menus 2025.

Menu makan malam terdiri dari Hamachi and Mango with Sato Yum Dressing and Kombu Oil sebagai menu pembuka. Menu utamanya disajikan Fish Maw and Crab with Scallion Oil and Peppercorn Oil dan Slow Cooked Wagyu Beef with Sate Sauce and Brioche. Sedangkan, dessert yang kami nikmati adalah Coconut Mousse with Mango Coulis and Pandan Tuile.

Kehadiran sajian kuliner yang inovatif ini menjadi penutup yang sempurna bagi Future Menus 2025, sekaligus menegaskan posisinya sebagai ajang penting dalam dunia kuliner Asia Tenggara. Acara ini juga mencerminkan komitmen kuat Unilever Food Solutions terhadap inovasi dan kemajuan industri makanan di kawasan.

Future Menus 2025 SEA membuktikan bahwa dunia kuliner tak hanya soal rasa, tetapi juga tentang memahami perilaku konsumen dan keberanian untuk terus berinovasi. Acara ini menjadi inspirasi bagi para pelaku industri dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.

Editorial Team