Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbagai jenis dan olahan cokelat (freepik.com/Freepik)
ilustrasi berbagai jenis dan olahan cokelat (freepik.com/Freepik)

Kebanyakan dari kita mungkin menganggap semua cokelat sama saja yakni terbuat dari bahan baku yang sama, biji kakao. Baik itu cokelat warna hitam, cokelat warna merah muda, atau pun cokelat warna putih, pokoknya yang berbeda cuma rasa dan warnanya.

Tapi, nyatanya cokelat-cokelat yang paling sering kita gunakan juga punya jenis yang berbeda. Sebenarnya setiap jenis cokelat yang kita beli dan konsumsi sudah ada keterangan yang tertera di setiap kemasannya. Hanya saja beberapa dari kita menganggap itu kurang penting.

Padahal sebenarnya itu cukup penting, terutama buat kamu yang akan membuat berbagai macam hidangan berbahan dasar cokelat ataupun ingin memperoleh manfaat kesehatan dari cokelat. Karena itu, kamu perlu mengetahui beberapa jenis cokelat yang paling sering digunakan berikut ini.  Ternyata punya banyak perbedaan, lho. 

1. Cokelat Hitam

ilustrasi cokelat hitam atau dark chocolate (freepik.com/Freepik)

Sama seperti namanya, cokelat hitam atau dark chocolate memang punya warna yang lebih gelap dibandingkan cokelat jenis lainnya. Selain warnanya, cokelat hitam juga cenderung memiliki rasa yang gak begitu manis, sedikit kuat, dan pahit. Karena itu, cokelat ini juga seringkali disebut dengan bitter chocolate atau cokelat pahit.

Warnanya yang gelap dan cita rasanya yang gak begitu manis dikarenakan penggunaan kadar kokoa yang cukup tinggi, sekitar 70-85 persen dibandingkan cokelat pada umumnya. Karena itu, cokelat hitam atau dark chocolate punya banyak manfaat kesehatan, terutama untuk kesehatan jantung dan perbaikan mood.

Di dalam makanan dan minuman, cokelat jenis ini seringkali digunakan sebagai penambah rasa, penambah aroma, dan penambah tekstur. Brownies jadi salah satu dessert yang dibuat menggunakan cokelat hitam. 

2. Cokelat Susu

ilustrasi cokelat susu atau milk chocolate (freepik.com/topntp26)

Saat membeli cokelat di minimarket, kamu mungkin bakal menemukan tulisan dairy milk atau milk chocolate yang tertera di kemasannya. Kedua tulisan itu memberikan keterangan bahwa cokelat itu menggunakan tambahan susu.

Dibandingkan cokelat hitam, kadar kakao pada cokelat susu hanya sekitar 30-50 persen. Selebihnya merupakan campuran dari susu dan gula. Karena itu, cokelat susu atau milk chocolate punya rasa yang jauh lebih manis dan creamy dengan warna yang jauh lebih terang.

Dengan begitu, harganya juga jauh lebih murah dibanding harga dari cokelat hitam. Ini akhirnya membuat cokelat susu jauh lebih populer dan lebih sering digunakan. Bahkan, sebagian besar cokelat-cokelat yang dijual di minimarket adalah jenis cokelat susu, dairy milk atau milk chocolate.

3. Cokelat Putih

ilustrasi cokelat putih atau white chocolate (freepik.com/Freepik)

Belum banyak yang tahu jika gak semua cokelat terbuat dari biji kakao, ada juga yang hanya menggunakan mentega kakao seperti cokelat putih atau white chocolate. Mentega kakao berupa lemak nabati hasil ekstraksi biji kakao memberikan warna putih pada cokelat jenis ini.

Mentega kakao dipadukan dengan susu, gula, dan vanili sehingga membuat rasa dan teksturnya cenderung berbeda dari cokelat lainnya. Jika diamati, cokelat putih memang punya tekstur yang cenderung lebih lembut, lebih rapuh, dan mudah meleleh. 

Karena ciri khasnya itu, cokelat putih lebih sering digunakan sebagai pewarna dan pemberi rasa pada berbagai permen, kue, es krim, vla, dan cokelat truffle

4. Cokelat Rubi

ilustrasi cokelat rubi atau ruby chocolate (freepik.com/wirestock)

Sebagian besar dari kita mungkin menganggap cokelat berwarna merah muda pasti memiliki rasa buah stroberi. Cokelat dengan rasa stroberi memang ada, tapi masih tergolong sebagai olahan cokelat susu atau dairy milk.

Sebenarnya cokelat gak selalu berwarna cokelat, ada juga berwarna merah muda. Cokelat jenis ini dikenal dengan cokelat rubi atau ruby chocolate dan pink chocolate. Meskipun warnanya merah muda, cokelat rubi juga terbuat dari kakao.

Hanya saja kakao yang digunakan berasal dari biji kakao yang belum matang. Biji kakao yang belum matang ini mempengaruhi rasa dan tampilan cokelat rubi. Rasanya cenderung manis, asam, namun tetap memiliki aroma seperti cokelat hitam atau dark chocolate.

5. Cokelat Semi-manis

ilustrasi cokelat semi manis atau semisweet chocolate (freepok.com/Freepik)

Dari namanya sudah ketahuan jika cokelat semi-manis atau semisweet chocolate memiliki tingkatan rasa manis yang sedang. Gak begitu manis dibandingkan cokelat susu dan lebih manis daripada cokelat hitam.

Rasanya manis yang sedang pada cokelat semi-manis ini berasal dari penggunaan kadar kakao sekitar 35-60 persen. Untuk membedakan antara cokelat semi-manis dengan cokelat hitam dan cokelat susu juga bisa dilihat dari warnanya, warnanya gak akan segelap cokelat hitam dan gak lebih terang dari cokelat susu.

Meskipun bisa digunakan untuk membuat berbagai macam kue, tapi cokelat jenis ini lebih sering digunakan sebagai topping atau dip untuk buah-buahan, biskuit, es krim, dan permen.

6. Cokelat Bubuk

ilustrasi cokelat bubuk atau cacao powder (freepik.com/Freepik)

Mungkin sebagian dari kita awalnya mengira cokelat bubuk atau kakao powder punya rasa semanis cokelat jenis lainnya. Namun, saat dicicipi kita justru menemukan rasa yang pahit meskipun aromanya begitu menggiurkan.

Cokelat bubuk dan biji kakao bisa dibilang memiliki fungsi yang sama, yakni sebagai bahan baku. Bedanya, cokelat bubuk menggunakan biji kakao untuk digiling hingga berbentuk bubuk.

Nah, cokelat bubuk atau cacao powder ini gak melalui proses penambahan gula dan lemak sehingga bisa dijadikan sebagai bahan baku dalam membuat cokelat jenis lainnya. Selain digunakan untuk membuat cokelat, cokelat bubuk juga bisa ditambahkan sebagai pemberi rasa cokelat pada kue, kukis, dan puding.

7. Cokelat Couverture

ilustrasi menggunakan cokelat couvertur atau couverture chocolate (freepik.com/Freepik)

Cokelat couverture bisa dibilang sebagai cokelat yang paling berkualitas dibandingkan cokelat jenis lainnya. Kata couverture berasal dari bahasa Prancis yang diartikan sebagai selimut atau lapisan yang menutupi. Untuk membuat cokelat couverture ditetapkan standar tertentu dalam persentase biji kakao dan mentega kakao yang digunakan.

Misalnya, di Amerika, cokelat couverture harus memiliki setidaknya 35 persen kakao bubuk dan 31 persen mentega kakao. Semakin tinggi persentasenya, semakin mudah cokelat dilelehkan. Saat dilelehkan, cokelat couverture menjadi lebih berkilau.

Karena kilauannya, cokelat couverture sangat cocok untuk tempering dan dipping. Untuk penggunaannya cokelat ini memang lebih sering digunakan sebagai pelapis cokelat truffle dan cokelat bonbon buatan chef.

8. Cokelat Butir

ilustrasi cokelat butir atau chocolate chips (unsplash.com/Anton)

Cokelat butir atau chocolate chips mungkin menjadi cokelat yang paling sering kamu beli saat akan membuat kue atau kukis. Bentuknya yang kecil dan seperti tetesan air membuat cokelat ini cukup mudah untuk digunakan, baik sebagai bahan campuran ataupun untuk dilelehkan.

Cokelat butir atau chocolate chips dibuat menggunakan mentega kakao dengan persentase yang cukup rendah serta seringkali mengandung emulsifier atau zat penstabil. Itu sebabnya cokelat butir yang ada pada kukis punya bentuk yang tetap terjaga meskipun telah melalui proses pemanggangan.

Gak salah jika cokelat butir atau chocolate chips lebih sering dijadikan sebagai penambah rasa atau topping di dalam kukis, pancake, muffin, crepes, waffle, dan aneka kue kering.

9. Cokelat Compound

ilustrasi cokelat compound atau compound chocolate (freepik.com/Freepik)

Dibandingkan cokelat couverture, cokelat compound hadir sebagai varian yang lebih murah. Banyak yang beranggapan sebenarnya cokelat ini gak termasuk ke dalam jenis cokelat dengan alasan persentase kakao yang digunakan cenderung sangat rendah.

Jika kamu menemukan tulisan 'compound'  tertera di bungkus cokelat yang telah kamu beli, itu artinya cokelat yang kamu miliki cenderung mengandung lebih banyak minyak nabati, seperti minyak kelapa atau minyak sawit daripada mentega kakao. Karena itu, saat dibandingkan dengan cokelat jenis lainnya, cokelat compound memiliki aroma dan rasa cokelat yang lebih tipis serta tergolong sebagai cokelat serbaguna.

Harga yang murah dan terjangkau membuat cokelat ini lebih sering dipasarkan berbentuk cokelat batang yang digunakan sebagai bahan untuk membuat kue di rumah dan pelapis berbagai snack rasa cokelat dipasaran.

10. Cokelat Organik

ilustrasi cokelat organik atau organic chocolate (freepik.com/Freepik)

Akan terbayang sesuatu yang menyehatkan saat menyebut kata organik. Sama seperti sayur organik, cokelat organik juga dibuat menggunakan biji kakao yang ditanam dan diproses secara organik.

Seluruh bahan yang digunakan dalam membuat cokelat organik sudah pasti gak boleh menggunakan pestisida, pupuk sintetis, dan rekayasa genetika. Begitupun dengan penanamannya, harus ditanam oleh lahan pertanian kakao bersertifikat. Gak heran jika cokelat organik kerap kali dibanderol dengan harga yang lebih mahal.

Bisa disimpulkan jika seluruh jenis cokelat memiliki bahan baku dengan persentase yang berbeda, begitupun dengan kegunaannya. Selain cokelat-cokelat di atas, masih ada lagi cokelat jenis lainnya, seperti cokelat Jerman dan cokelat gianduja. Namun, penggunaannya gak begitu populer di Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team