Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rendang (vecteezy.com/royaaxs)
ilustrasi rendang (vecteezy.com/royaaxs)

Intinya sih...

  • Opor cepat basi karena dimasak dengan kuah santan yang banyak, menyebabkan perubahan lemak dan pertumbuhan bakteri.
  • Rendang tahan lama karena dimasak dalam waktu lama dengan sedikit cairan, membuat daging mengering dan sulit berkembang biak bagi bakteri.
  • Kandungan air dalam opor lebih banyak daripada rendang, membuatnya lebih rentan terhadap pembusukan jika tidak disimpan dengan benar.

Saat kamu menikmati hidangan daging, pasti pernah penasaran, kenapa sih daging opor bisa cepat basi, sementara rendang bisa tahan lama? Jika kamu pernah merasakan perbedaan antara keduanya, pastinya sudah tahu kalau opor sering kali harus segera dimakan dalam waktu singkat setelah dimasak. Sedangkan rendang, meskipun dimasak dalam jumlah besar, bisa bertahan lebih lama bahkan setelah disimpan.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa daging yang dimasak lama seharusnya bertahan lebih lama juga, namun kenyataannya tidak selalu begitu. Opor dan rendang, meskipun sama-sama menggunakan daging sebagai bahan utama, memiliki karakteristik yang sangat berbeda dalam hal daya tahan. Yuk, kita simak lebih dalam penyebab daging opor cepat basi sedangkan rendang tahan lama!

1. Proses memasak yang berbeda

ilustrasi kuah opor (commons.wikimedia.org/Midori)

Salah satu alasan utama kenapa daging opor cepat basi dibandingkan rendang terletak pada proses memasaknya. Opor dimasak dengan kuah yang banyak, mengandung santan, dan bahan-bahan segar yang cepat mengalami perubahan suhu. Ketika santan digunakan dalam opor, suhu tinggi yang dipakai untuk memasak santan menyebabkan perubahan pada kandungan lemaknya, yang bisa mempercepat pembusukan. Selain itu, karena opor dimasak dalam kuah yang cair, makanan ini lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri yang menyebabkan basi.

Di sisi lain, rendang dimasak dalam waktu yang lebih lama dengan api kecil, menggunakan banyak rempah dan santan, namun dengan sedikit cairan. Proses memasaknya yang memakan waktu berjam-jam memungkinkan santan menyerap lebih dalam ke dalam daging, dan berkurangnya kadar air dalam rendang justru membuatnya lebih tahan lama. Rendang yang dimasak lama akan mengering, membuatnya lebih awet karena kadar air yang sedikit tidak memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat. Proses memasaknya yang cermat memberikan waktu bagi bahan-bahan untuk berfermentasi dan menghasilkan cita rasa yang semakin kaya.

2. Kandungan air yang berbeda

ilustrasi opor (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)

Faktor lain yang berperan besar dalam ketahanan makanan adalah kadar air. Pada dasarnya, semakin banyak kandungan air dalam makanan, semakin cepat pula makanan itu akan basi. Opor, yang memiliki kuah santan, mengandung lebih banyak air, dan itulah yang membuatnya lebih cepat rusak. Begitu makanan ini didinginkan pada suhu kamar, air dalam kuah akan membuat bakteri mudah berkembang biak, sehingga opor hanya bisa disimpan dalam waktu singkat di suhu normal.

Berbeda dengan opor, rendang dimasak dengan sedikit air dan santan yang sudah mengental, sehingga kandungan airnya jauh lebih sedikit. Proses pengeringan yang terjadi saat memasak membuat daging lebih awet. Rendang yang memiliki lebih sedikit air membuat bakteri kesulitan berkembang biak, dan jika disimpan dengan benar, hidangan ini bisa bertahan lebih lama tanpa mudah basi. Bahkan, pada suhu ruangan, rendang masih bisa disimpan dalam beberapa hari tanpa masalah besar, asal disimpan dalam wadah tertutup.

3. Penggunaan rempah-rempah yang berbeda

ilustrasi bumbu rendang (commons.wikimedia.org/Windi Utari)

Rempah-rempah yang digunakan dalam kedua hidangan ini juga berpengaruh terhadap ketahanannya. Opor biasanya menggunakan rempah-rempah seperti kunyit, jahe, dan serai, yang meskipun memberikan rasa yang khas, tidak memiliki efek pengawet alami yang kuat. Oleh karena itu, opor harus segera dimakan untuk menghindari pembusukan.

Sementara itu, rendang menggunakan kombinasi rempah-rempah yang lebih banyak dan lebih kuat, seperti lengkuas, daun jeruk, kayu manis, dan cengkeh. Beberapa rempah ini memiliki sifat antimikroba yang membantu memperlambat proses pembusukan. Rempah-rempah seperti ini tidak hanya memberi rasa yang lebih mendalam, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet alami yang mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur pada daging. Ini salah satu alasan mengapa rendang bisa tahan lebih lama meski tidak disimpan dalam lemari es.

4. Teknik pengawetan alami dalam proses masak

ilustrasi memasak rendang (vecteezy.com/marlinadina)

Selain bahan dan cara memasak, teknik pengawetan yang terjadi selama proses memasak juga berbeda antara opor dan rendang. Opor, yang dimasak dengan santan dalam jumlah banyak dan dengan cara yang lebih cepat, tidak memungkinkan adanya pengawetan alami yang cukup. Sementara itu, rendang dimasak dalam waktu yang lebih panjang dengan api kecil, dan selama proses memasak, banyak air yang menguap dari santan dan daging. Proses ini memungkinkan rendang mengering dengan sempurna, sehingga mencegah pembusukan.

Ketika rendang dimasak dengan teknik seperti ini, sisa-sisa lemak yang ada dalam hidangan juga ikut terkumpul dan mengeras, menciptakan lapisan pelindung alami yang membantu menjaga kualitas daging. Bahkan, ketika rendang didinginkan, lemak ini akan mengental dan berfungsi sebagai penghalang bagi bakteri untuk berkembang biak, membuat rendang tetap awet lebih lama dibandingkan opor yang berkuah.

5. Penyimpanan yang berbeda

ilustrasi rendang (commons.wikimedia.org/Alpha)

Penyimpanan yang tepat juga sangat mempengaruhi ketahanan makanan. Opor yang memiliki kuah cair lebih rentan rusak jika tidak disimpan dalam suhu dingin dengan segera setelah dimasak. Kalau tidak disimpan dengan benar, bakteri dalam makanan bisa berkembang biak dengan cepat, menyebabkan opor basi dalam waktu yang singkat.

Sebaliknya, rendang yang telah diproses dengan matang dan sedikit air memiliki daya tahan lebih baik dalam suhu ruangan dalam waktu yang lebih lama. Bahkan ketika disimpan dalam kulkas, rendang bisa bertahan lebih lama karena ketahanan alami dari rempah dan proses pengeringan saat memasak. Penyimpanan yang baik, seperti menggunakan wadah kedap udara, akan menjaga rasa dan kualitas rendang lebih lama, bahkan jika disimpan beberapa hari atau minggu. Dalam hal ini, teknik penyimpanan yang tepat bisa memperpanjang umur rendang lebih efektif dibandingkan opor.

Meskipun keduanya adalah hidangan berbahan dasar daging, perbedaan dalam cara memasak, kandungan bahan, serta cara penyimpanan menjadi alasan utama daging opor cepat basi sedangkan rendang tahan lama. Jika kamu ingin agar masakanmu lebih awet, teknik memasak seperti rendang dengan proses pengeringan dan pengawetan alami memang lebih efektif. Selain itu, selain menyimpan dengan benar, memahami perbedaan karakteristik ini sangat penting agar hidangan tetap terjaga kualitasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team