Crispy Pulled Lamb Shoulder, menu yang dinikmati Paus Fransiskus (Dok. IDN Times)
Saat Paus Fransiskus berkunjung ke Jakarta, sejumlah hidangan spesial telah disiapkan untuknya. Semua makanan ini disajikan restoran-restoran dari Albagroup, seperti Nine Table, Alba Ristorante, dan Casa Alba.
Chef Roberto mengungkapkan salah satu hidangan favorit Paus adalah Crispy Pulled Lamb Shoulder dari Nine Table. Menu ini dimasak dengan metode khas Tunisia, yakni teknik slow cooking yang dipanggang secara perlahan.
Menggunakan daging domba berkualitas tinggi, hidangan ini menawarkan perpaduan tekstur yang sempurna, renyah di luar dan lembut di dalam. Disajikan dengan remahan kentang dan bawang putih yang dikaramelisasi di atasnya. Harga menu ini berkisar Rp210 ribu.
Ada pula Guancia Di Manzo Wagyu Brasata Puree Di Patate yang dibanderol Rp295 ribu. Menu ini terbuat dari pipi sapi wagyu dengan slow cooking, serta disajikan dengan mashed potato. Selain itu, juga ada Panne Della Memoria seharga Rp90 ribu, dan Pappardelle Al Ragu D'Anatra dibanderol Rp170 ribu.
Untuk dessert, Alba Ristorante menawarkan tiramisu yang dijual seharga Rp90 ribu. Tiramisu ini dipadukan dengan buah, lemon, dan gula. Dimarinasi selama satu jam sebelum disajikan dengan es krim.
Semua menu tersebut sebenarnya bukan menu baru. Restoran-restoran dari Albagroup hanya menyesuaikan permintaan khusus dari Paus Fransiskus. Jadi, menu-menu tersebut bisa dinikmati para pelanggan, tetapi dengan resep yang berbeda dari yang disajikan untuk Sang Paus.
Chef Roberto menyebutkan bahwa tidak ingat jika harus membuat resep yang sama. Baginya, resep terbaik adalah yang pertama kali muncul di pikirannya.
Lantas, mengapa Chef Roberto memilih menyajikan masakan Italia dan bukan hidangan Indonesia? Dia menjelaskan bahwa spesialisasinya adalah masakan Italia. Meskipun dia menyukai masakan Indonesia, ia merasa kurang percaya diri dalam mengolahnya.
“Saya belum begitu ahli memasak makanan Indonesia dan masih belajar tentang bahan-bahannya,” ujarnya.
Chef Roberto mengaku sangat senang bisa memasak dalam acara sebesar ini dan untuk sosok penting seperti Paus Fransiskus. Tentu saja kesempatan ini menjadi momen sangat berharga di dalam hidupnya. Menurut dia, suasana saat makan sangat akrab, seperti menikmati hidangan bersama keluarga, sambil mengobrol dan berdiskusi.