Suasana di depot oleh-oleh Bu Rudy, Surabaya (IDN Times/Prila Sherly)
Di balik kepopuleran Sambal Bu Rudy, selalu ada tantangan yang harus dihadapi, terutama saat pandemik seperti sekarang. "Tantangannya kalau cuaca kurang bagus, maka bisa rusak, soalnya aku gak bikin sambal yang bisa bertahan satu sampai dua tahun," jelasnya.
Selama pandemik ini, tingkat penjualan hanya mencapai 20-30 persen dari hari-hari normal. Sebab, kebanyakan orang gak bisa keluar rumah, begitu pun dengan orang luar kota gak bisa masuk ke Surabaya.
Namun, kini kondisinya sudah berangsur-angsur membaik. Orang luar kota sudah kembali masuk dan membeli oleh-oleh Bu Rudy.
Sedangkan, untuk distribusi di kota-kota lain, Bu Rudy menggunakan sistem khusus. "Kalau ada toko-toko yang mau beli, sistemnya dilepas, sudah bukan tanggung jawab aku lagi. Seperti di Jakarta, Bandung, dan Semarang yang beli disarankan jangan sampai produknya rusak di tempat mereka."
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga rasa dan kualitas rasa sambalnya. Sebab, ada pelanggan yang pernah menyatakan bahwa rasa sambalnya berbeda dari yang di pusat. Maka dari itu, Bu Rudy gak bisa menjamin rasa yang sama jika membeli di kota lain.
Selain di toko, pelanggan juga bisa membelinya secara online. Penjualan pun sudah menjangkau hingga ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. Meskipun tingkat daya beli yang tinggi terhadap produk-produknya, Bu Rudy enggan menambah cabang lagi di kota-kota lain.
"Enggak terpikirkan ingin buka cabang, sudah cukup di Gresik, karena dekat dari pusat," tuturnya. Dapurnya pun hanya ada satu, ia sendiri yang memantau dan mengontrol. Itu mengapa kualitasnya benar-benar terjaga.
Jika harga cabai sedang naik, terpaksa harga juga ikut dinaikkan. Namun, gak akan mengubah kualitas. Selama ini para pelanggannya tetap mau dan tidak keberatan, bahkan mereka menyadarinya.
"Botolnya dikurangi sedikit gitu, karena harga cabai mahal gak akan seterusnya, nanti juga sudah stabil kembali. Sebab, kualitas gak bisa diganti, gak bisa diubah dengan bahan lain."
Memiliki pelanggan yang berada di luar negeri membuat Sambal Bu Rudy berpotensi mendunia. "Sudah berlabel halal dan BPOM, gak perlu ragu lagi. Kalau ingin tahu, datang saja ke pusat," ujar pengusaha sambal legendaris Surabaya ini.
Meski sudah banyak penjual sambal serupa, dia menyatakan tidak takut tersaingi. Ia percaya diri dengan produk-produknya. Banyaknya pelanggan setia yang tersebar di berbagai daerah dan luar negeri membuatnya merasa sangat bersyukur. "Aku percaya diri, sambalku gak pakai bahan macam-macam, kualitasnya bagus," katanya.