ilustrasi manisan buah (instagram.com/sinyokuliner)
Manisan buah adalah makanan penutup yang sering ditemukan selama perayaan Waisak, terutama di komunitas Buddha di Asia.
Makna simbolis: Manisan buah melambangkan kesederhanaan dan penghormatan terhadap alam. Buah-buahan yang dijadikan manisan melambangkan kemakmuran dan keberlimpahan.
Bahan dan cara membuat: Berbagai jenis buah seperti mangga, pepaya, dan nanas dipotong-potong, kemudian direndam dalam larutan gula dan air hingga manis dan awet. Manisan buah ini sering disajikan sebagai makanan penutup atau camilan.
Perayaan Waisak tidak hanya dirayakan dengan ritual keagamaan dan meditasi, tetapi juga dengan menyajikan berbagai makanan khas yang penuh makna simbolis dan kultural. Bubur abang dan bubur putih, kue dadar gulung, nasi kuning, lontong sayur, dan manisan buah adalah lima contoh makanan yang sering disajikan selama perayaan ini. Makanan-makanan ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga memperkaya pengalaman spiritual dan budaya perayaan Waisak.