Bagi para pelaku usaha kuliner, asisten AI seperti OLIN terbukti membawa dampak nyata dalam operasional sehari-hari. Salah satunya dirasakan oleh Regan Subagio, pemilik restoran Hong Kong Bay di Tangerang, yang sejak awal sudah mempercayakan sistem operasionalnya pada ESB.
“Hongkong Bay pakai ESB dari awal, karena saya memang punya ambisi pakai sistem yang terbaik,” tutur Regan. Ia juga menambahkan istrinya menempuh pendidikan akuntansi, yang mana pada saat itu, dia bilang kalau ESB yang paling benar dibanding yang lain. "Dari situ, kami yakin kalau sistem ini bisa membantu, jadi akhirnya kami putuskan untuk berpartner dengan ESB," ujarnya.
Bahkan, tim Hong Kong Bay menggunakan hampir semua fitur yang ada di ESB. Salah satu yang paling membantu adalah kemampuan memantau stok bahan baku secara real time. “Misalnya tiba-tiba ada variasi selisih dari stok bahan baku yang naik. Itu jadi pertanyaan, berarti ada sesuatu yang gak beres," ucapnya. Dengan fitur ESB, ia bisa tetap monitor walaupun secara fisik gak selalu ada di outlet.
Regan juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara teknologi dan pelaku usaha kuliner, terutama bagi mereka yang masih ragu memulai digitalisasi. Ia menyatakan kalau bisnis F&B itu kelihatannya gampang, padahal sebenarnya tidak.
Jika tidak menggandeng teknologi, maka bisa capek sendiri. Menariknya lagi, OLIN bisa tahu proyeksi penjualan bulan depan akan menjadi berapa. Jadi purchasing bisa lebih hati-hati. Itu sangat membantu operasional mereka.
Sementara itu, Temuku, salah satu brand kuliner yang juga telah mengadopsi ESB dan OLIN, menyatakan mulai mengenal sistem ini saat hadir di peluncuran OLIN di ICE BSD, Tangerang. Sejak saat itu, mereka melihat langsung potensi besar dari teknologi ini.
“Fitur-fitur OLIN menarik banget, apalagi sekarang teknologi bisa bantu restoran menganalisis traffic dengan lebih mudah,” ungkap Ayu Switriani, F&B Director Temuku. Ia juga menegaskan bahwa OLIN dan ESB telah menjadi fondasi penting bagi bisnis mereka.
“OLIN tidak hanya mencatat, tetapi memberi kami insight berbasis data, apa yang perlu ditingkatkan, mana yang bisa dioptimalkan,” jelas Ayu. Tentunya ini sangat membantu mereka menyusun strategi menu, promosi, dan operasional dengan lebih percaya diri. Menurut dia, sistem digital seperti ESB kini sudah menjadi kebutuhan dasar, bukan sekadar alat bantu.
Bagi Temuku, teknologi bukan hanya soal efisiensi, tetapi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga kualitas dan memperluas jangkauan usaha. “Dengan fondasi digital yang solid, kami yakin Temuku bisa melangkah lebih jauh, dari brand lokal yang kuat menuju daya saing nasional bahkan global,” tutup Ayu.