IDN Times/Deby Amaliasari
Kemudahan yang ditawarkan jasa pesan antar makanan berbasis aplikasi memang jadi magnet, tapi bukan berarti transaksinya tak pernah meleset. Banyak cerita atau kasus soal pelanggan yang kecewa dengan pelayanannya. Salah satunya Dea Kastamilla, pengguna setia Go-Food yang beberapa bulan terakhir beralih ke GrabFood.
"Menurutku GrabFood itu trouble-nya bukan di driver sih. Selama ini paling sering tempat makanannya ternyata tutup atau malah sudah gak jualan di situ lagi, tapi masih ada di menu," ujarnya. "Terus harganya gak pasti, kadang beda Rp2.000 sampai pernah selisih Rp10 ribu dari daftar, padahal menunya sama kayak di aplikasi."
Vice President Corporate Affairs Go-Jek Rosel Lavina menanggapi hal tersebut. "Yang dapat kami sampaikan adalah hampir seluruh pelanggan merasa puas dengan layanan kami, 92 persen pelanggan memberikan bintang 5," kata Rosel. "Kami juga memperoleh tingkat komplain yang sangat rendah tiap bulannya, rata-rata 0,25 persen dari total order."
Sementara itu, ada empat masalah terbesar yang setidaknya pernah dialami 70 persen koresponden. Yakni lamanya waktu pemesanan hingga makanan tiba, pesanan tidak sesuai, kemasan rusak atau tumpah, dan makanan tidak fresh, seperti tak lagi hangat atau es mencair.
Meski demikian, hambatan itu bisa terbilang minor, karena tak sampai membuat pelanggan enggan atau kapok. Seperti Adinda Puteri yang pernah mengaku es teh pesanannya tercampur sambal saat pengiriman menggunakan Go-Jek.
"Gak kapok soalnya ya tetap bisa pesan di merchant lain. Tapi sejak itu jadi suka gonta-ganti aplikasi sih, kadang Go-Jek, kadang GrabFood."
Hal serupa juga disampaikan Dea, ia juga gak ambil pusing terkait masalah yang dialami. "Karena tiap minggu ada promonya lumayan banyak. Tiap minggu dapat kode promo potongannya Rp11-15 ribu, jatahnya tiga kali order. Kan lumayan," kata dia.
Alvita Wibowo dan Novaya Siantita merasa beruntung tak mengalami hal buruk selama menjajal food delivery order. "Kalau pengalaman buruk dari aplikasi online-nya gak pernah, tapi kalau dari makanannya pernah. Kayak makanan gak sesuai dengan yang kita pesan," ujar Novaya.
Keberadaan layanan food delivery online memang sangat membantu, bahkan menguntungkan, baik dari sisi konsumen maupun merchant. Tapi, jangan sampai kamu jadi gak bijak dalam menggunakannya ya, Guys! Pasang batas transaksi dan sadari alasan atau urgency saat memakainya.
Nah, kamu sendiri paling sering pesan makanan dan minuman apa saja, nih? Pernah merasakan pengalaman buruk juga gak? Ceritakan pengalamanmu di kolom komentar ya!