Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pallubutung dan pallubasa (instagram.com/ferdi9080 | instagram.com/haikalkasim)

Kuliner khas Makassar kerap menggunakan kata “pallu” yang artinya masakan dan berkaitan dengan aktivitas memasak. Biasanya pallu juga dikaitkan dengan makanan seperti gulai yang berbumbu rempah dan menggunakan daging atau ikan, tapi tidak semuanya.

Sama-sama menggunakan kata pallu, tetapi pallubutung dan pallubasa merupakan dua makanan yang sangat berbeda. Apa saja perbedaannya? Kenali keduanya dari ulasan di bawah ini, ya!

1. Pallubasa dikenal lebih dahulu dari pallubutung

ilustrasi pallubutung dan pallubasa (instagram.com/tutekbandhit | instagram.com/antonsetiawan.ig)

Pallubasa menjadi makanan tradisional khas Makassar yang sudah dikenal sejak Kerajaan Gowa. Sekitar tahun 1538 Masehi, saat berpusat di Sombaopu. Dahulu, pallubasa disajikan untuk masyarakat kelas pekerja, seperti kuli bangunan, tukang becak, dan lainnya yang berada di luar istana kerajaan.

Sedangkan, pallubutung baru dikenal pada abad ke-17, zaman penjajahan. Saat itu, masyarakat mengalami kelangkaan beras, sehingga berkreasi membuat makanan berbahan tepung terigu, pisang, dan santan. Pallubutung juga punya filosofi, tepung terigu berarti kekuatan, pisang berarti kehidupan, dan santan bermakna kenikmatan.

2. Bahan yang digunakan berbeda

Editorial Team

Tonton lebih seru di