instagram.com/sotolamongancaksandy
Meski penulisannya hampir sama, hanya dibedakan dari abjad "S" dan "D", ternyata asal-usul soto dan coto sangat bertolakbelakang. Pasalnya, soto adalah makanan yang diadaptasi dari kuliner China, yakni jao to atau cau do. Artinya, rerumputan jeroan atau jeroan berempah.
Dulu hanya berisi jeroan, jao to kemudian diberi isian lebih beragam, seperti bihun, taoge, hinigga potongan daging. Pada akhirnya, jao to diadaptasi menjadi soto di Indonesia.
Berbeda dengan coto yang memang asli Indonesia, tepatnya di Makassar, Sulawesi Selatan. Awalnya, makanan beraroma rempah ini dibuat hanya untuk raja dan bangsawan di istana.
Khusus penguni istana, coto diberi isian daging sapi. Kalau untuk masyakarat biasa, coto cukup diberi jeroan sapi.