Selama dua bulan terakhir Pinka menjalankan diet yang tak menyiksa, karena ia tetap bisa makan tiga kali sehari dengan porsi normal tanpa rasa lapar berlebih.
Setelah makan sereal dan susu di pagi hari, siangnya ia tetap makan nasi dengan lauk dan sayur, kemudian dilanjutkan buah-buahan di sore dan malam hari. Ketika lapar menyerang, ia akan lari ke buah dan air putih untuk menghindari ngemil.
Hasilnya, berat badannya sudah turun 3 kilogram plus badan yang terasa lebih ringan. "Badan jadi enteng banget rasanya, perut gak pernah begah soalnya pencernaan lancar tiap hari. Padahal biasanya BAB dua hari sekali," kata Pinka.
"Dulu pas masih makan malam, besoknya perut langsung keroncongan dan lapar banget. Tapi setelah diganti buah, bangun tidur badanku enak-enaka aja gak kelaparan. Intinya sih pola makanku udah kebentuk," Lanjutnya lagi.
Diet sehat adalah diet yang berorientasi untuk mengubah gaya hidup agar jadi lebih sehat. Idealnya, penurunan berat badan gak terjadi secara ekstrem, yakni sekitar dua kilogram satu bulan. Hal ini diungkapkan oleh ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Ali Khomsan.
Ali berpendapat kalau dietnya pakai cara ekstrem, turunnya memang banyak. Tapi, sebulan-dua bulan dia sudah capek. "Bisa-bisa kembali ke kebiasaan lama, karena merasa diet itu menyiksa," tuturnya.
Nah, untuk kamu yang sudah punya keinginan berdiet, coba pikir-pikir lagi deh apa tujuan sebenarnya. Apakah hanya sekadar turun berat badan atau ingin memperbaiki kualitas tubuh? Jangan sampai apa yang kamu lakukan nanti jadi sia-sia karena kurusnya cuma sebentar saja.